Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 NOVEMBER 2020
P. 50

Ringkasan

              Perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesi (PMI) harus terus diperkuat. Karena, apabila
              buruh migran terlindungi, otomatis perusahaan penempatan PMI juga bakal mendapatkan hasil
              yang  baik.  Disisi  lain,  Tantangan  yang  dihadapi  Perusahaan  Penempatan  Pekerja  Migran
              Indonesia (P3MI) saat ini semakin kompleks. Sehingga perlu terobosan baru untuk menjawab
              tantangan tersebut.



              IMAM SUBALI: PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN PERLU SINERGITAS

              Perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesi (PMI) harus terus diperkuat. Karena, apabila
              buruh migran terlindungi, otomatis perusahaan penempatan PMI juga bakal mendapatkan hasil
              yang baik.
              Disisi lain, Tantangan yang dihadapi Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI)
              saat ini semakin kompleks. Sehingga perlu terobosan baru untuk menjawab tantangan tersebut.

              Hal  itu  dikatakan  Imam  Subali,  saat  mendaftar  sebagai  Bakal  Calon  Ketua  Umum  Asosiasi
              Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), di Kantor DPP Apjati, Warung Buncit, Jakarta
              Selatan, Senin (16/11/2020).

              Imam  mengakui,  bicara  perlindungan  PMI  tidak  sesederhana  yang  diucapkan.  "Perlindungan
              pekerja migran itu sebetulnya tanggung jawab kita semua. Dan agenda-agenda saya kedepan
              adalah walaupun kita tidak memungkiri bahwa disini (APJATI) adalah jenis bidang usaha. Tapi
              ketika  kita  lebih  memanusiakan  PMI  yang  kita  tempatkan  harus  kompeten,  skema
              perlindungannya jelas, Insha Alloh, semuanya akan terlindungi secara maksimal," kata Imam.

              Sinergi  dengan  pemerintah  pun  perlu  diperkuat,  mulai  dari  hulu  sampai  hilir  "Kita  tata
              perlindungan secara komprehensif, jadi antara simultan penempatan dan perlindungannya itu
              harus sama sama kita jaga. Bahkan kalau dari sisi humannya, logika berpikir, bahwa ketika kita
              lindungi, PMI yang kita tempatkan, otomatis hasil-hasil usaha kita akan berkah dan akan utuh.
              Sementara  kalau  tidak  kita  lindungi,  maka  nanti  akan  banyak  masalah  di  sana  (Negara
              penempatan) dan tentu akan menggerogoti hasil usaha kita (P3MI)," sambung dia.

              Menurut Imam, Perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari pendidikan
              dan  pelatihan  secara  maksimal.  Kemudian,  juga  adanya  monitoring  secara  kontinu.  "Dan
              mendeteksi dini terhadap semua permasalahan dan kepedulian kita, semua ini akan melengkapi
              perlindungan tersebut," ujarnya.

              Sementara itu, Terkait persoalan maraknya fenomena pekerja migran illegal dari Indonesia, dia
              mengatakan persoalan itu menjadi Pekerjaan Rumah bersama. "Saya punya rumus. Ssebetulnya,
              ketika pelayanan tata kelola itu bertitik tolak pada 3 indikator, yaitu Murah, Mudah dan Cepat,
              maka lambat laun yang illegal dan non prosedur itu akan terkikis," ucapnya.

              Menurut Imam, maraknya pekerja illegal terjadi karena disatu sisi ada market yang terbuka dan
              banyak yang mau menangkap peluang itu. Tapi disisi lain, kadang birokrasinya berbelit-belit.
              "Sehinga kadang, saudara-saudara kita tidak telaten mengikuti tahapan-tahapan yang seperti
              itu, Saya pernah juga menyampaikan kepada pemerintah, tolong pelayanan terhadap tata kelola
              penempatan ini, pentingkan pada tiga hal, yaitu, murah, mudah dan cepat," jelas Imam.

              Hal-hal itulah, yang antara lain menjadi dasar bagi Imam Subali untuk maju dalam bursa Ketua
              Umum  Appjati  periode  2020-2024.  Imam  meyakinkan,  apabila  mendapatkan  kepercayaan
              mengemban amanah sebagai ketua, semua agenda program yang sudah berjalan dengan baik
              di APJATI akan dilanjutkan dan melakukan inovasi-inovasi baru sesuai dengan kebutuhan dan

                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55