Page 243 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2020
P. 243
Selasa, 29 September 2020 - 13:17 "Dalam mogok nasional nanti, kami akan menghentikan
proses produksi. Di mana para buruh akan keluar dari lokasi produksi dan berkumpul di lokasi
yang ditentukan masing-masing serikat pekerja di tingkat perusahaan," ujar Said Iqbal, di
Jakarta, Selasa (29/9/2020).
Selasa, 29 September 2020 - 10:25 Buruh yang terlibat akan meliputi beberapa sektor industri.
Seperti kimia, energi, pertambangan, tekstil, garmen, sepatu, otomotif dan komponen, elektronik
dan komponen, industri besi dan baja, farmasi dan kesehatan, percetakan dan penerbitan,
industri pariwisata, industri semen, telekomunikasi, pekerja transportasi, pekerja pelabuhan,
logistik, perbankan, dan lain-lain.
Sebelum mogok nasional, buruh juga berencana melakukan aksi unjuk rasa setiap hari yang
direncanakan dimulai 29 September-8 Oktober 2020. Buruh juga akan melakukan aksi nasional
serentak di seluruh Indonesia yang direncanakan pada 1 Oktober dan 8 Oktober.
Di Jakarta, sasaran aksi buruh adalah Istana Negara, Kantor Menko Perekonomian, Kantor
Menteri Ketenagakerjaan, dan DPR RI. Sedangkan di daerah, aksi akan dipusatkan di kantor
Gubernur atau DPRD setempat.Said Iqbal menjelaskan alasan pihaknya menolak RUU Omnibus
Law Cipta Kerja karena lebih menguntungkan pengusaha.
Dia mencontohkan seperti dibebaskannya penggunaan buruh kontrak dan outsourcing di semua
jenis pekerjaan dan tanpa batasan waktu, dihilangkannya Upah Minimum Sektoral
Kabupaten/Kota (UMSK), hingga pengurangan nilai pesangon. "Sejak awal kami meminta agar
pelindungan minimal kaum buruh yang ada di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan jangan dikurangi. Tetapi faktanya omnibus law mengurangi hak-hak buruh
yang ada di dalam undang-undang eksisting," katanya. (dni).
242