Page 46 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2020
P. 46
APINDO TERBITKAN BUKU PANDUAN KETENAGAKERJAAN INKLUSIF
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menerbitkan buku panduan ketenagakerjaan inklusif
sebagai pedoman atau kebijakan di lingkungan internal perusahaan. Melalui buku tersebut,
penerapan prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi diharapkan bisa diterapkan secara benar di
tempat kerja.
Ketua Umum Apindo Haryadi B Sukamdani menerangkan, penciptaan tempat kerja yang inklusif,
paling sedikit mengharuskan pengusaha untuk memberikan ruang terhadap tenaga kerja
penyandang disabilitas yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain
itu, lingkungan kerja yang ramah dan aman bagi penyandang disabilitas juga perlu dipersiapkan.
"Lingkungan aman ini bukan hanya dari aspek infrastruktur, tetapi juga aspek lingkungan sosial
di tempat kerja," ujar dia dalam konfrensi pers secara daring, Selasa (29/9).
Haryadi menjelaskan, buku panduan tersebut merupakan tahap awal untuk terus menggulirkan
konsep tempat kerja yang inklusif. Buku pedoman dapat membantu perusahaan, baik
perusahaan kecil, menengah dan besar dalam membangun kesetaraan dan inklusivitas di tempat
kerja.
"Panduan tersebut di dalamnya turut mengulas tahapan-tahapan penyelenggaraan kesetaraan
dan inklusivitas di tempat kerja, penyediaan akomodasi layak fisik dan nonfisik, media
komunikasi dan informasi inklusif, serta manajemen kondisi bencana yang inklusif terhadap
kelompok rentan," jelas Hariyadi.
Dia mengharapkan seluruh anggota Apindo bisa membuat Indonesia menjadi rumah yang
nyaman bagi kesetaraan tenaga kerja. Hariyadi juga mengajak para pelaku usaha untuk
bergandengan tangan, baik dengan instansi pemerintah, komunitas penggiat isu disabilitas, dan
tentunya para penyandang disabilitas itu sendiri. "Ini dalam merealisasikan kewajiban kita yang
telah diatur dalam peraturan perundangan," ucap Haryadi.
Dalam acara yang sama, Pelaksana tugas Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
(PTKDN) Kemen-terian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Nora Kartika memuji langkah yang diambil
Apindo tersebut. Penyusunan panduan ini juga melibatkan Kemnaker serta berbagai lembaga
swadaya masyarakat yang mendorong isu hak disabilitas dan perempuan.
Dia menekankan, nilai-nilai kesetaraan, anti-diskriminasi, dan inklusivitas, bukan hanya slogan
tapi sudah menjadi kebutuhan universal dan harus diwujudkan. Panduan itu akan mengarahkan
bahwa pendekatan disabilitas bukan lagi harus dilakukan dalam bentuk amal, tapi hak asasi
manusia, terutama hak mereka untuk bekerja dan berpenghasilan. "Yang perlu diperhatikan oleh
semua pemangku kepentingan bahwa penyandang disabilitas bukanlah mesin, tapi aset manusia
yang perlu dihargai," ucap Nora. (leo/ant)
45