Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 123

Ringkasan

              Semakin santernya kabar reshuffle kabinet menimbulkan sederet spekulasi. Sederet menteri saat
              ini  menjadi  sorotan  karena  dianggap  layak  posisinya  digantikan.  Menteri  Ketenagakerjaan
              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah juga dinilai layak diganti. Bhima berpendapat,
              Ida  terlalu  berpihak  kepada  pelaku  usaha,  khususnya  di  sektor padat  karya  ketimbang  para
              pekerja yang kesulitan di tengah pandemi COVID-19.



              SRI MULYANI DAN LUHUT DISOROT SOAL ISU RESHUFFLE KABINET

              Semakin santernya kabar reshuffle kabinet menimbulkan sederet spekulasi. Sederet menteri saat
              ini menjadi sorotan karena dianggap layak posisinya digantikan.

              Dari  kaca  mata  pengamat  ekonomi  ada  beberapa  menteri  yang  dipandang  rentan  terkena
              reshuffel.  Beberapa  di  antaranya  ada  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  Indrawati  dan  Menko
              Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

              Berikut daftarnya: Menteri bidang ekonomi pertama yang dinilai layak di-reshuffle adalah Menteri
              Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Membengkaknya utang  negara dan defisit APBN berpotensi
              menghambat pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, kinerja Sri Mulyani dinilai tak memuaskan.

              "Jadi  dianggap  tidak  bisa  mengendalikan  level  defisit  dan  tidak  bisa  mengendalikan  utang.
              Bahkan narasinya seolah-olah utang itu hak yang baik dan perlu ditingkatkan. Jadi seolah-olah
              tidak  melihat  bahwa  utang  itu  memiliki  tingkat  risiko  yang  cukup  menghambat  pemulihan
              ekonomi  dan  akan  menjadi  beban  kepada  fiskal-fiskal  ke  depannya,"  kata  Bhima  Yudhistira,
              Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) kepada detikcom, Rabu
              (14/4/2021).
              Senada dengan Bhima, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony
              Budiawan juga berpendapat Sri Mulyani layak di-reshuffle. Ia mengkritik keras cara pengelolaan
              uang negara dari Sri Mulyani.

              "Pengelolaan keuangan negara ini ugal-ugalan. Masa SILPA saja diakumulasi terus. Kalau Rp 50
              triliun kan sudah bisa bikin beberapa RS dan sekolah, jadi itu sudah banyak sekali," kata Anthony
              ketika dihubungi detikcom secara terpisah.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  juga  dinilai  layak
              diganti.  Bhima  berpendapat,  Ida  terlalu  berpihak  kepada  pelaku  usaha,  khususnya  di  sektor
              padat karya ketimbang para pekerja yang kesulitan di tengah pandemi COVID-19.

              "Padahal  harusnya  kan  memprioritaskan  bagaimana  pekerja,  hak-haknya  itu  diperjuangkan
              melalui Kemnaker, saya tidak melihat itu," tutur Bhima.

              Tak hanya itu, menurut Bhima kepercayaan pemerintah terhadap Kemnaker juga kurang, melihat
              program  Kartu  Prakerja  yang  dinilainya  menjadi  ranah  Kemnaker  justru  ada  di  bawah
              Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.

              "Ini  kan  artinya  ada  ketidakpercayaan  dari  Kemenko  Perekonomian  atau  bahkan  adanya
              kurangnya  kepercayaan  dari  eksekutif  yang  paling  atas  terhadap  kinerja  Menaker,  sehingga
              seharusnya dilakukan oleh Menaker itu justru diambil alih oleh pihak lain, itu terlihat sekali,"
              imbuh Bhima.

              Bhima juga menilai Menteri BUMN Erick Thohir layak dievaluasi karena belum bisa melakukan
              rasionalisasi penugasan pemerintah untuk menyehatkan BUMN karya. Saat ini, ia melihat hal itu


                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128