Page 349 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 349

Semarang,  Sutrisno,  mengajak  para  pengusaha  tertib  dan  teratur  dalam  memberikan  THR
              kepada para pekerjanya.
              KAMI AKAN BENTUK POSKO PENGAWALAN THR

              Disnaker Kota Semarang Ajak Pengusaha Patuhi Aturan Pemberian Tunjangan Hari Raya

              Dinas  Tenaga  Kerja  (Disnaker)  Kota  Semarang  akan  menindaklanjuti  surat  edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/6/HK.04/ IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya (THR) Keagamaan tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Kepala Disnaker Kota
              Semarang,  Sutrisno,  mengajak  para  pengusaha  tertib  dan  teratur  dalam  memberikan  THR
              kepada  para pekerjanya.  Disnaker, kata  Sutrisno,  akan  membentuk  posko  pengawalan THR.
              Posko ini nantinya diharapkan bisa membantu memberikan solusi mengenai pemberian THR.

              "Posko ini amanah dari Kementerian (Tenaga Kerja). Nanti, saya akan bersurat kepada wali kota
              untuk  pembentukan  posko.  Posko  ini  untuk  konsultasi,  koordinasi,  mau  mengadu  pun  kami
              terima," papar Sutrisno, Jumat (16/4).

              Tidak hanya membuat posko, Sutrisno memaparkan, Disnaker Kota Semarang akan melakukan
              supervisi kepada para perusahaan untuk memastikan mereka benar-benar memiliki itikad baik
              memberikan THR kepada para pekerjanya. Dia tidak ingin pandemi Covid-19 menjadi alasan para
              pengusaha tidak memberikan THR.

              "Kami akan supervisi kepada beberapa pengusaha, apakah mereka ada iktikad janji itu supaya
              teman-teman buruh dapat ketenteraman dan ketenangan saat menjalani hari raya," ucapnya.

              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah,  mengeluarkan  Surat  Edaran  (SE)  Nomor
              M/6/HK.04/ IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan 2021
              bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  Dalam  SE  ini  tertuang  kewajiban  perusahaan  untuk
              membayar  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  2021  kepada  pekerja  atau  buruh.  Surat  edaran
              pemberian THR ini ditujukan kepada para gubernur di seluruh Indonesia.

              Berdasarkan  SE  Menaker,  THR  wajib  dibayarkan  paling  lambat  tujuh  hari  sebelum  hari  raya
              keagamaan. Nominal THR sebesar satu bulan upah bagi pekerja yang telah bekerja 12 bulan
              atau lebih. Adapun bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus-menerus atau
              lebih tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan
              masa kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali satu bulan upah.

              "Yang lebih dari satu tahun minimal sekali gaji. Yang kurang dari satu tahun diberikan secara
              proporsional. Itu minimal. Saya harap pengusaha berikan yang maksimal," ujarnya.

              Sutrisno menjelaskan, jika ada perusahaan yang tidak mampu memberikan THR sesuai waktu
              yanh ditentukan perundang-undangan, mereka harus dapat menunjukkan kepada pemerintah
              bahwa  mereka  dalam  kondisi  pailit.  Dia  juga  meminta  perusahaan  melakukan  kesepakatan
              dengan pekerja.

              "Tanggal 26-27 Mei nanti kami coba rakor (rapat koordinasi---Red) dengan Apindo dan Dewan
              Pengupahan secara tripartit untuk sekaligus menyosialisasikan hal ini," katanya.

              Tanggapan buruh

              Sementara  itu,  kalangan  buruh,  terutama  dari  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)
              Provinsi Jawa Tengah berpendapat, SE Menaker tersebut jangan hanya jadi rule of the game
              (aturan permainan), tetapi landasan penegakan hukum atau law enforcement soal THR.

              "Harus tegas di semua perusahaan, agar pembayaran THR sesuai dengan aturan yang ada yaitu
              wajib, penuh dan tepat waktu," kata Sekjen KSPI Jateng, Aulia Hakim, Jumat.
                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354