Page 175 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MEI 2020
P. 175

Title          KSPI GUGAT MENAKER TERKAIT PENUNDAAN THR
               Media Name     rri.co.id
               Pub. Date      15 Mei 2020
                              https://rri.co.id/nasional/838283/kspi-gugat-menaker-terkait-penundaan -
               Page/URL       thr?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=Genera
                              l%20Campaign
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative





               Terkait dengan turunnya surat edaran Menaker tentang kebijakan Tunjangan Hari
               Raya (THR). Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) resmi menggugat Menteri
               Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

               Hal itu dilansir dari beberapa sumber dan disampaikan oleh Presiden KSPI, Said
               Iqbal, yang mengatakan bahwa pihaknya akan menuntut lima poin utama yang
               intinya menolak kebijakan tersebut. Adapun gugatan itu teregister dalam
               Kepaniteraan PTUN Nomor: 107/G/2020/PTUN JKT tanggal 14 Mei 2020.

               "Gugatan ini sudah secara resmi kami ajukan ke PTUN Jakarta karena bertentangan
               dengan PP No 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang mewajibkan pengusaha
               membayar THR selambatnya H-7 lebaran," kata dia dalam keterangannya, Jumat
               (15/5/2020)."Bila terlambat membayar maka akan dikenai denda sebesar 5%,"
               lanjutnya.

               Lima poin yang dituntut, yakni pertama, meminta PTUN dan MA membatalkan Surat
               Edaran Menaker nomor M/6/HI.00.01/V/2020 dinyatakan tidak berlaku. Kedua,
               meminta PTUN dan MA menyatakan PP 78/2015 adalah sebagai dasar penetapan
               dan pembayaran THR bagi buruh di seluruh Indonesia.

               "Ketiga, menolak pembayaran dilakukan dengan cara mencicil dan menunda," kata
               dia.

               Selanjutnya, meminta PTUN dan MA untuk memerintahkan Menaker memberikan
               sanksi administrasi dengan mencabut izin bagi perusahaan yang tidak membayar
               THR pada H-7 atau tidak membayar THR 100% bagi pekerja. Terakhir, meminta
               pengusaha di seluruh Indonesia untuk membayar THR buruhnya. Baik yang masih
               bekerja maupun dirumahkan secara penuh paling lambat H-7 lebaran.

               "Mengacu pada kasus PT Yongjin dan PT Doosan di Sukabumi yang membayar THR
               dengan cara mencicil, justru mengakibatkan terjadinya hubungan industrial yang
               tidak harmonis. Buruh akhirnya melakukan aksi yang melibatkan ribuan orang,"
               katanya.

               Said juga menganggap bahwa hal ini menunjukkan bahwa SE Menaker tentang THR
               dimanfaatkan oleh perusahaan untuk "akal-akalan" dengan cara mencicil atau
               menunda tanpa menjelaskan kepada pekerja. Bahkan tidak ada audit untuk
               menunjukkan rugi atau tidaknya.



                                                      Page 174 of 191.
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180