Page 957 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 957

pekerja  produksi  dalam  keberlangsungan  usaha.  Ketika  ada  keuntungan  yang  lebih  (profit),
              bonus  akan  diutamakan  diberikan  kepada  pekerja  produksi,  dengan  memberikan  persentase
              yang lebih besar jika dibandingkan dengan persentase bonus untuk pekerja manajemen.

              Bonus atau pembagian profit itu sayangnya belum ada di Indonesia. Perlakuan yang baik kepada
              pekerja produksi akan memacu kinerja para pekerja untuk lebih giat. Produktivitas yang tinggi
              dari pekerja produksi akan menghasilkan produksi yang banyak dan memberikan keuntungan
              yang besar bagi perusahaan. Perlakuan yang baik di sini ialah memberikan segera apa yang
              menjadi  hak  pekerja,  seperti  THR,  upah,  pesangon,  bonus,  dan  cuti.  Relasi  kerja  co-
              determination, yang terbentuk pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, bila
              relasi kerja eksploitadf yang diterapkan, awalnya terlihat menguntungkan perusahaan dengan
              menghemat pembiayaan, tetapi dengan produktivitas yang rendah dan kinerja yang buruk dari
              pekerja  produksi,  malah  akan  menyebabkan  profit  yang  rendah  dan  bisa-bisa  merugfcan
              perusahaan.

              Masalah THR

              Sebagaimana  biasa  terjadi  tiap  tahunnya,  memasuki  Ramadan  pengeluaran  rata-rata  rumah
              tangga  meningkat.  Harga-harga  kebutuhan  pokok  juga  cenderung  meningkat,  khususnya
              mendekati Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Di satu sisi, itu menjadi berkah bagi UMKM dan sektor
              informal, bahkan beberapa usaha lainnya yang pelan-pelan menggeliat kembali setelah setahun
              ini  terpuruk  gegara  pandemi  covid-19.  Namun,  di  sisi  lain,  itu  menerbitkan  kembali  gejolak
              tahunan terkait dengan masalah pembayaran tunjangan hari raya (THR). Tercatat, setidaknya
              ada 103 perusahaan yang masih menunda pembayaran THR pada 2020.

              Pada  2020,  perusahaan masih  boleh  melakukan pembayaran  dengan  cara  cicilan  didasarkan
              kondisi perekonomian bangsa yang sangat terpuruk. Itu pun masih banyak perusahaan yang
              belum menyelesaikan cicilan mereka sampai sekarang. Pada 2021 pihak Kemenaker menegaskan
              melalui Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan agar tidak ada lagi perusahaan yang membayar
              THR dengan cara mencicil.

              Imbauan  dan  pendirian  posko  THR  merupakan  wujud  upaya  pemerintah  untuk  mendorong
              perusahaan-perusahaan  agar  memenuhi  kewajiban  mereka.  Dalam  kebijakan  tersebut,
              disertakan pula sanksi mulai peringatan, sanksi administratif, denda 5 persen dari total THR sejak
              batas  akhir  pembayaran,  penghentian  sementara  sebagian  atau  seluruh  alat  produksi,
              pembatasan kegiatan usaha, sampai pembekuan sementara kegiatan usaha.

              Pengawasan  pembayaran  THR  pun  diperketat  melalui  penyelenggaraan  posko  THR  2021.  Di
              daerah-daerah, juga didirikan posko THR daerah. Selain itu, ada website dan call centre, untuk
              memaksimalkan pengawasan pembayaran THR itu sampai ke daerah-daerah. Ada kewajiban tiap
              perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan pembayaran THR ke Kemenaker. Tahap terakhir,
              tentunya, menegakkan aturan pembayaran THR ini bagi perusahaan yang tidak mematuhinya.
              Namun, dikhawatirkan, kebijakan itu akan tumpul dan menjadi kebijakan semata.

              Variabel pandemi dan masih terpuruknya perekonomian akan menjadi alasan tidak dijalankannya
              kebijakan pembayaran THR. Kesadaran akan pentingnya memenuhi hak-hak pekerja seharusnya
              berkembang di dalam suatu perusahaan dan menjadi corporate culture (budaya perusahaan).
              Namun,  dari  pihak  Kemenaker  pun  juga  mengajukan  jalan  tengah  bagi  perusahaan  yang
              terdampak oleh pandemi dengan melakukan dialog dua arah dengan para pekerja. Pengarusuta-
              maan dialog itu juga belum berkembang dengan baik di kalangan perusahaan. Kejujuran tentang
              kondisi  keuangan  perusahaan,  perasaan  bersama  memiliki perusahaan  (sense  of belonging),
              sikap saling menguntungkan dan membesarkan antara pekerja dan pemilik perusahaan, sikap
              untuk memenuhi kewajiban, yakni memenuhi hak-hak pekerja seyogianya menjadi sendi-sendi
              dasar dari dialog itu.


                                                           956
   952   953   954   955   956   957   958   959   960   961   962