Page 170 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 170
Mengingat, selain Sultra masih tahapan berjuang melawan pandemi covid-19, sekaligus
menjaga bagaimana perasaan yang dialami masyarakat.
"Kita tidak ingin psikologis masyarakat seperti ditekan hanya karena kepentingan sepihak," jelas
Ketua Komando, Ilham Sakti Sukma, melalui pesan WhatsApp. Senin, (22/5).
Lagi, ia menuturkan tentu berpotensi konflik horizontal yang akan terjadi disebabkan pro dan
kontra dengan kehadiran TKA China.
Bicara soal pemberdayaan, Ilham menerangkan, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) pada
masyarakat lokal khususnya, bisa saja timbul kecemburuan sosial antara pekerja lokal dengan
TKA China.
Dilansir Detik.com (6/4), Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China
pada awal Desember 2019. Kala itu, sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan
dengan gejala penyakit yang tak dikenal.
Pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Sultra, H. Ali Masi SH, melalui Ketua Komando
menyarankan agar lebih baik menunda kembali kedatangan TKA China.
"Kami menolak keras kedatangan TKA pada tahap satu tanggal 23 Juni 2020 di Kota Kendari,"
tambahnya tegas.
Ia juga mengungkapkan, jika dirinya (Ilham) tidak menyinggung dari segi administrasi ataupun
status keahlian para TKA China, tetapi soal bagaimana dampak sosial, dimana masyarakat di
Bumi Anoa (Sultra) belum inginkan kehadiran 500 TKA China, katanya lagi.
"Saya rasa juga jelas, harusnya pemerintah melihat bagaimana reaksi beberapa elemen
masyarakat yang menolak kehadiran TKA asal China," Paparnya.
Selain itu juga, Aliansi ini mengecam Pemprov Sultra dalam waktu dekat akan melakukan
konsolidasi akbar guna menutup akses ke Provinsi sebagai bentuk protes.
"Jika suara-suara kami tidak didengar dalam waktu dekat kita adakan konsolidasi akbar agar
kita tutup akses ke provinsi sebagai bentuk protes," pungkasnya.
Sebelumnya, gabungan perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton dan
Universitas Dayanu Iksanudin yang terlebih dahulu telah masuk di Kota Kendari.
Kontributor : Atul Wolio.
169