Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 179
positive - Willy Agus Utomo (Ketua SFPMI Sumut) Harapan kita pemerintah, terutama Pemprov
Sumut menegaskan kepada perusahaan dilarang untuk mem-PHK atau merumahkan buruh.
Kalaupun memang dirumahkan, dibayar gajinya, minimal untuk menghidupi keluarganya
kalaupun tidak penuh. Selain itu juga harus dirundingkan dengan serikat pekerjanya
negative - Willy Agus Utomo (Ketua SFPMI Sumut) Itu yang menjadi alasan kami untuk menolak
PHK di tengah pandemi Covid-19 ini. Karena kami menilai, PHK atau dirumahkan di tengah
pandemi Covid-19 ini adalah bencana. Dan kami sampaikan kepada pemerintah, jangan ciptakan
bencana di tengah bencana. Karena Covid ini adalah suatu bencana yang kita hadapi bersama.
Dan PHK adalah suatu bencana bagi buruh. Karena mereka tidak akan mempu menghidupi
keluarganya di tengah bencana ini, karena tidak lagi mendapatkan penghasilan
Ringkasan
KETUA Serikat Federasi Pekerja Metal Indonesia (SFPMI) Sumatera Utara Willy Agus Utomo
yang juga merupakan pekerja di salah satu industri di Deliserdang mengatakan, akibat dampak
Covid-19 ini, banyak buruh/karyawan kehilangan pekerjaan.
Menurutnya, sangat banyak dampak yang dialami para pekerja dan buruh di tengah pandemi
Covid-19 ini. Diperkirakan ribuan lebih buruh dan karyawan di Sumut ini yang kehilangan
pekerjaan.
RIBUAN LEBIH TENAGA KERJA KEHILANGAN PEKERJAAN
KETUA Serikat Federasi Pekerja Metal Indonesia (SFPMI) Sumatera Utara Willy Agus Utomo
yang juga merupakan pekerja di salah satu industri di Deliserdang mengatakan, akibat dampak
Covid-19 ini, banyak buruh/karyawan kehilangan pekerjaan.
Menurutnya, sangat banyak dampak yang dialami para pekerja dan buruh di tengah pandemi
Covid-19 ini. Diperkirakan ribuan lebih buruh dan karyawan di Sumut ini yang kehilangan
pekerjaan.
"Dari data anggota SFPMI sendiri, ada sekitar 500 pekerja yang dirumahkan maupun di-PHK.
Namun kalau di Sumut ini, diperkirakan ribuan lebih buruh atau pekerja yang mengalami nasib
yang sama," ungkapnya.
Apalagi, lanjurnya, banyak perusahaan yang memakai alasan pandemi Covid-19 ini untuk
merumahkan atau mem-PHK buruh. Padahal sebenarnya perusahaan itu masih aktif berproduksi
dan produknya tetap berjalan seperti normal biasanya.
"Banyak perusahaan yang memakai alasan pandemi Covid-19 untuk merumahkan maupun
mem-PHK. Bahkan untuk menghindari pembayaran THR (tunjangan hari raya) perusahaan
melakukan PHK buruh sebelum bulan puasa maupun pertengahan bulan puasa. Sehingga buruh
saat ini sangat dirugikan di tengah pandemi Covid-19 ini," ujar Willy.
Kondisi tersebut, lanjutnya, pastinya berdampak ke rumah tangga para buruh, terutama untuk
kehidupan keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka saja mungkin sudah sulit,
belum lagi biaya sekolah anak-anaknya, hingga membayar biaya kontrakan rumahnya mereka
sudah tidak mampu.
178

