Page 205 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 205

Ringkasan

              Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian,  menyampaikan terima kasih atas
              kajian  dan  rekomendasi  yang  disampaikan    KPK    terkait  program  kartu  prakerja.  Donny
              mengatakan  pemerintah  akan  mengkaji  semua  masukan  tersebut  dan  memastikan  proses
              pelaksanaan program tetap akuntabel.



              TENAGA AHLI KSP APRESIASI KPK ATAS TEMUAN DI KARTU PRAKERJA

              Jakarta  -  Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian,  menyampaikan terima
              kasih atas kajian dan rekomendasi yang disampaikan  KPK  terkait program kartu prakerja.
              Donny  mengatakan  pemerintah  akan  mengkaji  semua  masukan  tersebut  dan  memastikan
              proses pelaksanaan program tetap akuntabel.

              "Pemerintah berterima kasih atas kajian KPK terhadap Kartu Prakerja. Kartu Prakerja didesain
              dalam situasi pandemi sehingga dibuat dalam bentuk semi bansos dan pelatihan daring," kata
              Donny lewat pesan singkat, Senin (22/6/2020).

              "Semua masukan akan dikaji secara mendalam, prinsipnya Kartu Prakerja selain efektif tetap
              harus akuntabel dalam prosesnya," sambung Doni.

              Doni  menjelaskan  pemerintah  selalu  siap  untuk  berdialog  terkait  program  Kartu  Prakerja.
              Program semi bansos dan pelatihan daring itu diharapkan dapat meringankan beban masyarakat
              di masa pandemi COVID-19.

              "Itu  semua  dimaksudkan  sebagai  bantalan  sosial  bagi  mereka  yang  terdampak  COVID-19
              sekaligus  pembekalan  kecakapan  tambahan  untuk  memasuki  dunia  kerja  pasca  PSBB.  Pada
              prinsipnya pemerintah siap berdialog dengan semua pemangku kepentingan terkait konten dan
              benefit Kartu Prakerja," ujar Donny.

              Pertama,  permasalahan  dalam  proses  pendaftaran.  Alex  mengatakan,  berdasarkan  data
              Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan BPJS Ketenagakerjaan, data pekerja yang terkena
              PHK dan sudah dipadankan NIK-nya berjumlah 1,7 juta pekerja terdampak (whitelist). Namun,
              menurutnya, hanya sebagian kecil dari whitelist itu yang mendaftar secara daring, malah banyak
              pendaftar tapi bukan sasaran dari program tersebut.

              "Faktanya, hanya sebagian kecil dari whitelist ini yang mendaftar secara daring, yaitu hanya 143
              ribu. Sedangkan sebagian besar peserta yang mendaftar untuk tiga gelombang, yaitu 9,4 juta
              pendaftar, bukanlah target yang disasar oleh program ini," ujar Wakil Ketua KPK Alexander
              Marwata dalam konferensi pers di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis
              (18/6).

              Alex juga menyebut penggunaan fitur Face Recognition untuk kepentingan pengenalan peserta
              dengan anggaran Rp 30,8 miliar itu tidak efisien. Ia juga menambahkan penggunaan NIK dan
              keanggotaan BP Jamsostek sudah memadai.

              Kedua, terkait kemitraan dengan platform digital dalam program tersebut. Menurutnya, kerja
              sama dengan delapan platform digital itu tidak melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa
              dan 5 dari 8 platform digital diduga ada unsur konflik kepentingan.

              "Kerja sama dengan 8 (delapan) platform digital tidak melalui mekanisme pengadaan barang
              dan jasa pemerintah (PBJ). Terdapat konflik kepentingan pada 5 dari 8 platform digital dengan
              lembaga penyedia pelatihan. Sebanyak 250 pelatihan dari 1.895 pelatihan yang tersedia adalah


                                                           204
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210