Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 220

sosial  kepada  pekerja/karyawannya.  Khususnya  perusahaan-perusahaan  yang  beroperasi  di
              NTB.

              Di antara hak pekerja yang diatur pemerintah adalah, mendapatkan jaminan sosial yang berisi
              tentang kecelakaan kerja, kema-tian, jaminan hari tua hingga pemeliharaan kesehatan (K3).
              Sekarang ini, implementasi hak karyawan bidang jaminan sosial dan K3 adalah berupa BPJS
              Ketenagakerjaan/BPJamsoste.  Pemilik  perusahaan  atau  pemberi  kerja  wajib  mendaftarkan
              setiap karyawan sebagai anggota BPJS dalam rangka pemenuhan hak ini.
              Hak  karyawan  yang  satu  ini  tercantum  dalam  Undang-Un-dang  Ketenagakerjaan  Nomor  13
              tahun 2003, UU Nomor 03 tahun 1992, UU Nomor 01 tahun 1970. Ketetapan Presiden Nomor
              22 tahun 1993, Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 dan Peraturan Menteri Nomor 4
              tahun 1993 dan Nomor 1 tahun 1998.
              "Pengusaha  sangat paham  soal  itu.  Tapi  mohon  maklum,  tidak  semua  perusahaan  memiliki
              kemampuan yang sama untuk memberikan seluruh jaminan." kata Ketua Kadin NTB, H. Faurani,
              SE, MBA., pada Ekbis NTB pekan kemarin.

              Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19saat ini. Menurut mantan Ketua Kontraktor NTB dua
              periode ini mengatakan, beban perusahaan cukup besar. Sementara di satu sisi usaha-usaha
              menjadi mandek. Justru yang teijadi angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) cukup tinggi di
              Indonesia.
              Pengusaha yang ada di Mataram, ungkapnya, ada perilakunya. Ketika pengusaha memasuki
              ruang pekerjaan, katakan saja saat melaksanakan kontrak proyek, di dalamnya mengharuskan
              persyaratan, perusahaan mengurus syarat-syarat, salah satunya pekerja harus terlindungi BP
              Jamsostek.
              'Tetapi untuk karyawan-karyawan yang di kantor, tetap didaftarkan di Jamsostek. Meskipun ada
              perusahaan yang tidak seluruh karyawannya didaftarkan," akunya.

              Alasannya  karena  beban  perusahaan  yang  dianggap  sudah  terlalu  besar,  seperti  membayar
              pajak, listrik, gaji karyawan, BPJS Kesehatan, Jamsostek. Seluruh biaya yang dikeluarkan tidak
              kecil. Belum lagi harus menyediakan pesangon dan biaya-biaya lain saat hari besar keagamaan.

              "Apalagi kalau biaya listrik naik, biaya BPJS juga naik. Kalaupun biaya BPJamsostek tidak terlalu
              besar, dikalikan dengan jumlah pekerja dan harus rutin dibayarkan. Kesulitan pengusaha. Saya
              ambil jalan tengah ya kita maklumi. Kita untung-untung saja ada lapangan pekerjaan disiapkan
              bagi masyarakat," ujarnya, (bui)

























                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225