Page 215 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 215

TERIMBAS PANDEMI, GELOMBANG PHK DIPREDIKSI AKAN MAKIN MASIF

              , JAKARTA -  Pandemi  Covid-19  diperkirakan akan berimbas ke banyak sektor, termasuk sektor
              riil sebagai ekses tekanan terhadap bidang ekonomi.

              Salah  satu  imbasnya  adalah  tren  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  karyawan  di  sejumlah
              perusahaan yang diperkirakan akan makin meningkat.
              Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi UI Harriyadin Mahardika menilai, rasionalisasi sumber
              daya manusia (SDM) di berbagai perusahaan akan menjadi keniscayaan karena banyak sektor
              usaha yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya  pandemi  Covid-19  .

              "PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada
              keberlangsungan  bisnis  jangka  panjang  dan  efisiensi  SDM  ini  pilihan  paling  logis,"  kata
              Mahardika di Jakarta, Minggu (21/6/2020).

              Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengutip data Kemenaker menyatakan, hingga 27 Mei 2020,
              sektor  formal  yang  dirumahkan  mencapai  1.058.284  pekerja  dan  sebanyak  380.221  orang
              pekerja mengalami PHK.

              Menteri  Ida  menyatakan,  sejumlah  sektor  industri  tidak  lagi  operasi,  sehingga  banyak
              perusahaan kehilangan pendapatan, sebagian tutup, artinya melakukan PHK dan merumahkan
              pekerja.

              "Hal  ini  pilihan  pahit  perusahaan  dan  tentu  menambah  pengangguran,"  kata  Menaker  Ida
              Fauziyah dalam pernyataan resminya baru-baru ini.

              Sejumlah  perusahaan  yang  diketahui  telah  mengambil  langkah  PHK  terhadap  sebagian
              karyawannya antara lain Ramayana Departement Store, Indosat, Bukalapak dan juga Grab.
              Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan perekonomian Indonesia
              di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen.

              "Kuartal 2 kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam
              kondisi pertumbuhan ekonomi negatif.

              Estimasi  BKF  3,8  persen  minus,"  ucap  Sri  Mulyani  dalam  Townhall  Meeting  virtual,  Jumat
              (19/6/2020).

              Harryadin meminta kepada pemerintah agar tanggap terhadap situasi yang memburuk ini.

              "Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke
              sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali
              dapat menyerap tenaga kerja," jelas Harryadin.

              Harryadin  mengatakan,    pandemi    Covid-19    membuat  perusahaan  cenderung  memperkuat
              bisnis intinya.

              Dampaknya, bisnis atau layanan lain akan ditutup, demi menjaga keberlangsung bisnis jangka
              panjangnya.
              Dia menambahkan, dengan kondisi daya beli masyarakat yang sedang turun karena  pandemi
              , perusahaan tidak akan menempuh opsi menaikkan harga jual.

              Karena itu pilihan yang lebih rasional diambil adalah melakukan efisiensi usaha.




                                                           214
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220