Page 238 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 238

Mereka akan melakukan aksi demo besar-besaran secara nasional menuntut DPR RI melakukan
              legislatif review untuk membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
              Presiden  KSPI,  Said  Iqbal  mengatakan,  aksi  itu  akan  dilakukan  pada  hari  Sidang  Paripurna
              pembukaan DPR RI setelah masa reses yakni sekira awal bulan November nanti.

              Aksi ini akan dipusatkan di depan Gedung DPR RI.

              Ratusan  demonstran  yang  tergabung  dalam  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Nasional  (KSPN)
              berunjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja di Alun-alun Serang, Banten,
              Rabu (14/10/2020). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

              "KSPI  sudah  memutuskan  aksi besar-besaran  secara  nasional  akan  difokuskan  dipusatkan di
              depan gedung DPR RI secara daerah di 20 provinsi lebih dari 200 lebih Kabupaten/Kota. Aksi itu
              akan  diikuti  puluhan  ribu  buruh,"  kata  Said  dalam  konferensi  persnya  secara  daring,  Rabu
              (21/10/2020).

              Menurutnya,  aksi  teman-teman  buruh  KSPI  di  daerah  akan  dipusatkan  di  gedung  DPRD.
              Sementara itu, ia mengatakan, aksi ini akan terukur dan tidak akan berujung anarkis.

              "Terukur artinya organisasi KSPI, terarah fokus pada persoalan Omnibus Law UU Cipta Kerja
              yang kita tolak tidak ada kepentingan politik tidak ada rusuh, anarkis atau yang merudak fasilitas
              umum," tuturnya.

              Ratusan  demonstran  yang  tergabung  dalam  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Nasional  (KSPN)
              berunjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja di Alun-alun Serang, Banten,
              Rabu (14/10/2020). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

              Adapun tuntutan dari aksi besar-besaran itu hanya satu yakni mendesak DPR RI melakukan
              Legislatif Review untuk bisa membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang sudah disahkan.

              "Mudah-mudahan  DPR  idak  kucing-kucingan  lagi.  Tuntutannya  hanya  satu  lalukan  legislatif
              review uji ulang dengarkan suara rkayat dengarkan suara buruh yang meluas," tandasnya




































                                                           237
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243