Page 289 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 289

Pasalnya, tak sekadar menjadi jaminan bagi mayoritas angkatan kerja yang notabene adalah
              pekerja informal, kesetaraan hak juga diyakini ampuh mengurangi tingkat pengangguran terbuka
              (TPT).

              Data  terakhir  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  mengungkapkan,  jumlah  angkatan  kerja  sektor
              informal di Indonesia hampir mencapai 71 juta orang atau sekitar 52 persen dari total 136 juta
              angkatan kerja.

              Menurut  Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel
              Siregar, pekerja informal di Tanah Air saat ini berada di posisi marjinal karena tidak memiliki
              perlindungan serta akses yang setara dengan pekerja formal.

              "Bantuan subsidi gaji tidak dapat. Insentif pajak tidak dapat karena insentif Pajak Penghasilan
              [PPh] 21 hanya diberikan kepada pekerja formal. Untuk mengakses Kartu Prakerja juga tidak
              terlalu mudah. Ada 310.000-an yang dibatalkan, dan Rp1,1 triliun pun dikembalikan ke Anggaran
              Pendapatan dan Belanja Negara [APBN]," terang Timboel kepada Bisnis , (20/10/2020).
              Pemerintah,  kata  Timboel,  mesti  mendorong  terwujudnya  kesetaraan  hak  antara  pekerja
              informal  dan  formal  melalui  implementasi  Undang-Undang  Cipta  Kerja  atau  UU  Ciptaker
              mengingat tingginya lonjakan angkatan kerja RI dalam beberapa tahun terakhir.

              Adapun, jumlah angkatan kerja di Indonesia meningkat tajam dalam 5 tahun terakhir. Dihimpun
              dari data BPS, angkatan kerja di Tanah Air bertambah lebih dari 12 juta orang  dalam kurun
              waktu 5 tahun terakhir, atau hampir mencapai 138 juta orang sampai dengan Februari 2020.

              Dibandingkan  dengan  periode  2010-2014,  jumlah  angkatan  kerja  di  Indonesia  dalam  kurun
              waktu 5 tahun terakhir bertambah 2 kali lipat. Pada periode 2010-2014, jumlah angkatan kerja
              RI hanya sekitar 6 juta orang.

              Menurutnya, lonjakan angkatan kerja tersebut juga diiringi dengan penyerapan yang massif ke
              sektor informal, seiring dengan rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja RI.

              Mengacu kepada data BPS, angkatan kerja RI dari yang tidak pernah bersekolah sampai dengan
              jenjang SMA jumlahnya hampir mencapai 119 juta.

              Selain itu, lanjut Timboel, pekerja informal mesti diperkuat dengan akses permodalan, akses
              pasar, serta pelatihan yang sesuai. Dengan demikian, tambahnya, akan terlahir para wirausaha
              baru, pengangguran terbuka dapat terserap, dan masalah defisit angkatan kerja dapat teratasi.
              "Indonesia masih defisit angkatan kerja sekitar 600 ribu/tahun. Pertumbuhan angkatan kerja
              bisa sampai 2,6 juta/tahun dengan pembukaan lapangan kerja sekitar 2 juta. Dalam UU Ciptaker,
              pemerintah kan ingin mengatasi defisit angkatan kerja. Jangan sampai ketika pekerja informal
              menjadi formal, tapi tingkat TPT tidak berkurang secara signifikan," jelasnya.
              Sebagai informasi, jumlah pengangguran terbuka mengalami tren penurunan moderat dalam 5
              tahun terakhir. Pengangguran di Indonesia turun sebanyak 3 persen, dari sekitar 7 juta menjadi
              6,88 juta terhitung sejak 2016 hingga Februari 2020.

              Tak  hanya  itu,  program  Kartu  Prakerja  pun  dikatakan  harus  segera  dibenahi  agar  turut
              berkontribusi mencetak tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.

              Pelonggaran  Pembatasan  Sosial  Berskala  Besar  (PSBB)  dianggap  menjadi  kesempatan  bagi
              pemerintah  untuk  memberikan  pelatihan  secara  luring  dengan  tetap  mengikuti  protokol
              kesehatan.

              Dengan  demikian,  pelatihan  kemampuan  bagi  peserta  program  Kartu  Prakerja  bisa  berjalan
              maksimal serta sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
                                                           288
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294