Page 333 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 333

Ringkasan

              Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa secara umum UU Cipta Kerja mengandung sebelas
              klaster yang bertujuan untuk  melakukan  reformasi  struktural dan  mempercepat  transformasi
              ekonomi. Muara perumusan UU Cipta Kerja bertujuan untuk memperluas peluang lapangan kerja
              dan memangkas regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha,
              seperti koperasi dan UMKM.

              Dari sisi Kementerian Ketenagakerjaan, meyakini bahwa dengan adanya UU Cipta Kerja ini bisa
              mengakomodir para pengusaha dengan buruh. Dan juga membuka lapangan kerja yang semakin
              luas. "Kita harus pikirkan tantangan bonus demografi, dimana dibutuhkan lapangan kerja yang
              luas. Dengan adanya UU Cipta Kerja ini untuk memperluas lapangan kerja," ujar Kepala Biro
              Humas Soes Hindharno.



              STAF AHLI DUKUNG DISINFORMASI SOAL UU CIPTAKER DILURUSKAN

              Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa secara umum UU Cipta Kerja mengandung sebelas
              klaster yang bertujuan untuk  melakukan  reformasi  struktural dan  mempercepat  transformasi
              ekonomi. Muara perumusan UU Cipta Kerja bertujuan untuk memperluas peluang lapangan kerja
              dan memangkas regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha,
              seperti koperasi dan UMKM.

              "Namun karena kesimpangsiuran informasi, disinformasi atas substansi UU Cipta Kerja dan hoaks
              beredar di media sosial, menimbulkan gejolak protes," ujar Staf Ahli Menteri Komunikasi dan
              Informatika Bidang Hukum, Prof. Henri Subiakto pada acara Forum Sosialisasi Online dengan
              tema Mengenal Lebih Baik Undang-Undang Cipta Kerja yang diikuti oleh 281 Penyuluh Informasi
              Publik dari seluruh Indonesia, Senin (19/10).

              Berdasarkan  rilis  yang  diterima  Selasa  (20/10),  menurutnya  pemerintah  perlu  meluruskan
              disinformasi  tersebut,  dengan  mensosialisasikan  fakta-fakta  tentang  urgensi,  manfaat,  dan
              substansi penting UU Cipta Kerja kepada seluruh lapisan masyarakat.

              "Peran pemerintah ini turut didukung oleh Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang tersebar di 518
              kecamatan di seluruh Indonesia. PIP diminta untuk menyampaikan informasi yang benar, serta
              meluruskan disinformasi dan hoaks lewat berbagai media komunikasi," kata dia.

              Untuk itu PIP, menurut Henri perlu dibekali dengan wawasan dan pemahaman yang mumpuni
              terkait urgensi dan manfaat UU Cipta Kerja. Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Bidang
              Ekonomi Kreatif Menteri Koperasi dan UKM Fiki Satari menyatakan PIP perlu memahami bahwa
              UU Cipta Kerja tersebut dibuat untuk kepentingan ekonomi kemasyarakatan terutama sektor
              UMKM.

              Menurut Fiki, 64 juta atau 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia itu adalah UMKM. Dimana
              pelaku usaha UMKM ini mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang PDB sekitar
              60 persen.

              "Sekali  lagi  bahwa  apa  yang  ada  dalam  UU  Cipta  Kerja  ini  kami  yakini  betul  adanya  untuk
              mendukung koperasi dan UMKM. Dimana kita juga harus memikirkan masyarakat dan juga para
              investor. Investor itu kan bisa dari dalam negeri tidak melulu dari asing. Kita harus pikirkan juga
              investor dalam negeri yang mau bersaing dan berusaha, maka dari itu UU Cipta Kerja ini dibuat
              untuk  mempermudah  investor  dalam  berusaha.  Kami  mendorong  PIP  menyampaikan  ini  ke
              masyarakat luas," ujarnya.




                                                           332
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338