Page 329 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 329
SATU TAHUN JOKOWI-MA'RUF: KRITIK ATAS MUNCULNYA POLITIK DINASTI
Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sudah genap satu tahun
sejak dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu. Dalam periode kedua Jokowi menjabat, masyarakat
menyoroti gebrakan dan kebijakan-kebijakannya selama satu tahun terakhir ini.
Namun, menguatnya isu politik dinasti juga melekat pada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Politik dinasti ini ditandai dengan adanya anggota keluarga Jokowi dan Ma'ruf yang berkontestasi
dalam Pilkada 2020.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan sebagai Wali Kota Solo. Sementera
menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution, mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan.
Adapula adik ipar Jokowi, Wahyu Purwanto, yang sempat disebut maju sebagai calon bupati di
Gunungkidul. Namun, akhirnya mundur dari pencalonan.
Kemudian putri Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, maju sebagai calon Wali Kota Tangerang Selatan
pada Pilkada 2020.
Hasil survei Litbang Kompas mengenai politik dinasti pada Pilkada 2020 menunjukkan, sebanyak
60,8 persen responden gerah dengan praktik politik dinasti. Survei itu dilakukan melalui telepon
pada 27 hingga 29 Juli 2020.
Terdapat 553 responden yang berusia minimal 17 tahun dari 145 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Nirpencuplikan atau margin of error penelitian ini sekitar 4,17 persen.
Hasil survei juga menunjukkan, sebanyak 28,2 persen responden menilai praktik politik dinasti
sebagai praktik yang wajar terjadi dan bagian dari proses demokrasi. Lalu, sebanyak 11 persen
responden tidak tahu tentang politik dinasti.
Kemudian, dari kalangan muda atau kelompok usia 17-30 tahun sebanyak 67,9 persen menilai
praktik politik dinasti sebagai praktik yang buruk. Sedangkan, kelompok usia di atas 50 tahun
sebanyak 47,3 persen menilai praktik politik dinasti sebagai praktik yang buruk.
Namun, sebanyak 34,4 persen menilai praktik politik dinasti sebagai praktik yang wajar terjadi
atau baik.
Anggapan negatif dari politik dinasti ini muncul berkaitan erat dengan para bakal calon kepala
daerah yang maju di Pilkada 2020 yang dinilai mengandalkan kedekatan dengan keluarga
pejabat.
Hasil survei menunjukkan, sebanyak 36 persen responden menganggap keluarga pejabat yang
maju dalam Pilkada 2020 hanya mengandalkan faktor keluarga.
Sedangkan, 34,4 persen responden menilai, keluarga pejabat yang maju di Pilkada 2020 memiliki
kapasitas sehingga tidak hanya mengandalkan kedekatan dengan pejabat publik.
Dukungan untuk Gibran Gibran Rakabuming Raka resmi mendapatkan rekomendasi untuk maju
sebagai calon Wali Kota Solo pada Pilkada 2020 dari PDI-P, bersama pasangannya Teguh
Prakosa, di kantor DPD PDI-P Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020).
Perjalanan Gibran untuk bisa maju di Pilkada Solo juga mengalami lika-liku. Ia sempat ditolak
oleh DPC PDI-P Solo dengan alasannya DPC telah memiliki pasangan yang akan diusung.
Namun, Gibran terus mengupayakan diri untuk bisa maju di Pilkada Solo 2020 dengan
mendatangi kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Hingga akhirnya Gibran
328