Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 76
ketenagakerjaan, mempromosikan pekerjaan yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas
serta standar hidup di kedua negara.
ATASI MASALAH KETENAGAKERJAAN DI MASA PANDEMI, RI MINTA SOLUSI KE
SWISS
Pemerintah mengajak Swiss ikut menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di masa pandemi.
Kolaborasi tersebut diyakini mampu memecahkan persoalan ketenagakerjaan bagi kedua
negara. Kolaborasi ini diyakini akan meningkatkan pekerjaan yang layak, meningkatkan kondisi
ketenagakerjaan, mempromosikan pekerjaan yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas
serta standar hidup di kedua negara. "Saya berharap peran joint working group ini bisa menjadi
platform bilateral strategis antara Indonesia dengan Swiss," kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi
melalui keterangan resminya, Rabu (21/10/2020).
Anwar mengatakan pertemuan JWG tahun ini sangat penting karena hampir seluruh negara di
dunia, menghadapi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tantangan yang ditimbulkan
akibat COVID-19 berdampak bidang ekonomi, yakni terganggunya perdagangan, investasi,
pariwisata, termasuk kegiatan usaha dan sektor ketenagakerjaan; serta layanan kesehatan "JWG
ini juga untuk meningkatkan hubungan ekonomi, khususnya ketenagakerjaan dan kerja sama
kerja atas dasar solidaritas tripartit; dalam upaya menyesuaikan dan menanggapi keadaan
ekonomi saat ini pemulihan paska pandemi, " katanya.
Dia menyampaikan, kerja sama di bidang perburuhan dan ketenagakerjaan dibentuk dalam
kerangka kerja kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Swiss di era kerja masa depan dan
new normal ini, juga dalam rangka mendukung pencapaian kerja sama dalam rangka Indonesia-
EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE- CEPA). "Pertemuan ini sangat
produktif untuk berdiskusi mendalam mengenai hubungan bilateral dalam isu pekerja dan
pengusaha. Kondisi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian, akan tetapi dengan
kerja sama ini, kami yakin akan survive dan menuju pemulihan ekonomi prospektif," imbuh
Anwar.
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan
kerjasama Pemerintah Swiss melalui ILO dalam projek Better Work dan Sustaining Competitive
and Responsible Enterprises (SCORE) di Indonesia. "Pemerintah Indonesia berharap kolaborasi
dapat berlanjut di masa depan dalam kerja sama Platform ILO di pengembangan dengan
pendekatan baru dalam digitalisasi dan future of work ," tuturnya.
Hal senada dikatakan Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri kemnaker Indah Anggoro Putri. Untuk
kerja sama proyek betterwork, pihaknya berharap agar outputnya sustainable atau
berkesinambungan digunakan oleh pengusaha dan pekerja di era new normal. Misalnya national
gate on quality assurance dalam berbisnis. Indah menambahkan kerja sama EFTA-Indonesia
CEPA, hingga saat ini masih proses notifikasi di parlemen Swiss. Ada konsen mengenai
keseriusan Indonesia design work kelapa sawit dan Swiss berharap setelah ada at re-intraforce,
Indonesia akan mensosialisasikan kepada Apindo dan Labour Union. "Indonesia tetap
mengusulkan MRA (mutual recognition arrangements) masuk dalam koridor IE-CEPA. Kiranya
Swiss bisa mengakui skill workers kita di Eropa, dengan masuk dalam standar salary
Internasional," kata Indah.
Pertemuan 1st Joint Working Group RI-Swiss ini merupakan komitmen kedua negara untuk
menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani 10 Juni 2019 lalu di Jenewa, Swiss. "Pertemuan
teknis dalam rangka menindaklanjuti MoU yang sdh ditandatangani tahun lalu, ini diikuti oleh
peserta dari unsur Tripartit, Pemerintah, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan pelaku industri
(Apindo)," pungkas Indah. (nng).
75