Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 126

INI ANCAMAN SP IHT JIKA CUKAI ROKOK DINAIKKAN

              Federasi  Serikat  Pekerja  Rokok  Tembakau  Makanan  Minuman  -  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia  (FSP  RTMM-SPSI)  yang  menaungi  dan  mewakili  148.693  pekerja  industri  hasil
              tembakau  (IHT)  mendesak  pemerintah  untuk  mengambil  kebijakan  yang  berimbang  atas
              regulasi dan kenaikan cukai rokok tahun depan.

              Ketua  Umum  FSP  RTMM  Sudarto  mengatakan  bila  permintaan  tidak  diperhatikan,.  dengan
              terpaksa dilakukan unjuk rasa nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

              "Masifnya pemberitaan tentang rencana pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau 2021
              sebesar 13 persen hingga 20 persen dan waktu pengumuman kenaikan cukai yang tertunda,
              biasanya  awal  Oktober  setiap  tahun,  mengindikasikan  bahwa  surat  kami  tidak  diperhatikan
              sama sekali oleh pemerintah," ungkapnya melalui siaran pers pada Senin (26/10/2020).

              Sudarto mengemukakan surat dari Pimpinan Pusat FSP RTMM-SPSI tertanggal 9 September
              2020  dengan  Nomor  906/B/PP  FSP  RTMM-SPSI/IX/2020  itu  ditujukan  kepada  Presiden  dan
              ditembuskan kepada Kepala Staf Kepresidenan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kementerian  Keuangan,  Badan  Kebijakan  Fiskal  (BKF),  dan
              Dirjen Bea Cukai.

              Isi pokok surat tersebut yakni memohon perlindungan atas hilangnya pekerjaan anggota yang
              bekerja di IHT akibat pabrik yang tutup dikarenakan regulasi dan kebijakan yang tidak adil,
              sehingga pekerja atau buruh menjadi korbannya.


              Sudarto  menyampaikan  kenaikan  cukai  tahun  ini  sudah  mencekik  ditambah  dengan
              mewabahnya pandemi Covid-19, membuat IHT semakin tertekan dan tidak menentu.

              "Imbasnya adalah pada pekerja, anggota kami yang terlibat dalam sektor industri ini. Penurunan
              produksi menyebabkan penurunan penghasilan, kesejahteraan, dan tentu daya beli pekerja,"
              paparnya.


              Menurutnya,  pemerintah  sudah  abai  khususnya  pada  pekerja  yang  menggantungkan
              penghidupannya  dari  industri  legal  ini.  Dia  mengatakan  saat  ini  pemerintah  memerlukan
              penerimaan cukai dan pajak hasil tembakau, tetapi pekerja juga butuh kelangsungan bekerja
              dan penghidupan yang layak.


              "IHT bukan sapi perah bagi penerimaan negara tanpa ada stimulus yang signifikan untuk bisa
              bertahan  walau  alasan  kesehatan  selalu  menjadi  pertimbangan  utama.  Pengusaha  IHT bisa
              menutup industrinya dan mengalihkan usahanya pada sektor lain, tetapi bagaimana dengan
              pekerja dengan tingkat pendidikan rendah dan keterampilan terbatas," paparnya.


              Adapun sejumlah poin utama yang diajukan oleh PP FSP RTMM-SPSI adalah : Pertama , batalkan
              rencana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) dan harga jual eceran (HJE) pada 2021, karena
              akan berdampak langsung kepada pekerja IHT.

              Kedua  ,  meminta  Menteri  Keuangan  agar  melibatkan  kementerian  terkait  dalam  mengambil
              kebijakan kenaikan HJE-Cukai tahun 2021 di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian
              Perindustrian,  Kementerian  Pertanian,  serta  melibatkan  pemangku  kepentingan  lainnya  di



                                                          125
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131