Page 283 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 283

FEDERASI SERIKAT PEKERJA TOLAK KENAIKAN CUKAI ROKOK TAHUN DEPAN

              Rencana  kenaikan  cukai  rokok  pada  tahun  2021  menuai  penolakan  dari  pekerja  di  industri
              tembakau. Penolakan salah satunya kini datang dari Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau
              Makanan Minuman.

              "Ini akan berdampak langsung kepada pekerja industri hasil tembakau," kata Ketua Federasi,
              Sudarto, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, 25 Oktober 2020.

              Saat ini, Kementerian Keuangan dikabarkan sedang bersiap untuk menaikkan cukai rokok tahun
              depan. Akan tetapi, belum ada kepastian soal besaran kenaikan yang terjadi.

              Federasi ini juga meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar melibatkan kementerian
              terkait  dalam  mengambil  kebijakan  kenaikan  cukai  2021.  Salah  satunya  Kementerian
              Perindustrian.

              Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menjadi salah satu pihak yang menolak kenaikan cukai
              rokok.  Sebab,  kenaikan  cukai  sebesar  23  persen  pada  tahun  ini  dinilai  sudah  mencederai
              penyerapan tembakau nasional.

              "Sikap kami dalam rangka menyuarakan dari kepentingan industri rokok dan petani, kami minta
              [cukai IHT] tidak dinaikkan sama sekali," ucap Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan
              Bahan Penyegar Kemenperin Edy Sutopo kepada Bisnis, Kamis, 22 Oktober 2020.

              Terakhir, Federasi meminta pemerintah melindungi industri rokok kretek sebagai industri khas
              Indonesia  dan  padat  karya.  "Yang  paling  rentan  terkena  program  efisiensi  di  industri  hasil
              tembakau," kata Sudarto.

              Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Sri Mulyani tidak ragu
              untuk menaikkan cukai rokok pada 2021. Menurut mereka, kenaikan cukai sangat positif dari
              aspek pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

              Sebab, YLKI menilai, aktivitas merokok di masa pandemi ini menjadi sangat rawan dan high
              risk. "Bisa menjadi trigger untuk konsumen terinfeksi Covid-19," kata Ketua Pengurus Harian
              YLKI Tulus Abadi dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020.

              FAJAR PEBRIANTO.























                                                          282
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288