Page 279 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 279

Ringkasan

              Tiga pekan setelah pengesahan dalam Rapat Paripurna, draf Undang-Undang Cipta Kerja terus
              mengalami  perubahan.  Naskah  resmi  undang-undang  yang  disusun  dengan  mekanisme
              omnibus law itu belum juga bisa diakses secara resmi.

              Sementara, protes dan penolakan masih terus digaungkan agar Presiden Joko Widodo mencabut
              UU Cipta Kerja dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu).



              TIGA PEKAN SEJAK PENGESAHAN, NASKAH UU CIPTA KERJA TERUS BERUBAH DAN
              BELUM BISA DIAKSES

              Tiga pekan setelah pengesahan dalam Rapat Paripurna, draf Undang-Undang Cipta Kerja terus
              mengalami  perubahan.  Naskah  resmi  undang-undang  yang  disusun  dengan  mekanisme
              omnibus law itu belum juga bisa diakses secara resmi.

              Sementara, protes dan penolakan masih terus digaungkan agar Presiden Joko Widodo mencabut
              UU Cipta Kerja dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu).

              Naskah pertama yang beredar yakni setebal 905 halaman yang diedarkan oleh pimpinan Badan
              Legislasi DPR setelah Rapat Paripurna digelar pada 5 Oktober.

              Kemudian muncul naskah UU Cipta Kerja versi kedua setebal 1.035 halaman yang beredar pada
              Senin (12/10/2020) pagi. Selanjutnya muncul versi ketiga setebal 812 halaman yang beredar
              Senin malam.

              Ketua Badan Legislasi DPR Supratman Andi Agtas mengakui adanya perubahan substansi dalam
              draf final dengan draf yang beredar sebelumnya. Misalnya, Pasal 154A yang menurut Supratman
              mengembalikan ketentuan PHK sesuai UU Ketenagakerjaan.

              Namun ia menjelaskan, perubahan tersebut sesuai kesepakatan yang sudah diambil sebelumnya
              dalam rapat panja, namun belum sempat ditulis di draf. Tak ada penambahan pasal baru yang
              di luar kesepakatan rapat panja.

              "Jadi itu adalah keputusan panja supaya sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh panitia
              kerja,"  ujar  Supratman  dalam  konferensi  pers  di  Gedung  DPR,  Senayan,  Jakarta,  Selasa
              (13/10/2020).

              Sementara Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin mengatakan, naskah yang diserahkan oleh DPR ke
              Presiden terdiri atas 812 halaman. Menurut dia, naskah itu mengalami penyusutan halaman
              karena perubahan format kertas yang digunakan.

              Naskah 812 halaman itu diantarkan Sekjen DPR Indra Iskandar ke Sekretariat Negara, pada 14
              Oktober.

              Perubahan di Setneg Setelah diserahkan ke Istana, naskah UU Cipta Kerja kembali mengalami
              perubahan. Perubahan ini diketahui setelah Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyerahkan
              salinan draf UU Cipta Kerja ke Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah.



                                                          278
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284