Page 274 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 274

Kemudian faktor berikutnya terkait dengan sektor jasa digital. Bhima bilang, sektor tersebut
              tidak banyak menyerap tenaga kerja sebanyak sektor pertanian dan sektor industri manufaktur.

              "Ini juga yang terjadi adalah sektor jasa ini tidak punya relasi dengan industri manufaktur dan
              industri pertanian. Seperti yang kita lihat, kemunculan investasi yang besar di sektor ecommerce
              tidak berkorelasi dengan produksi industri manufaktur," kata Bhima.

              Artinya, kata Bhima, ecommerce banyak diisi oleh barang-barang impor. "Nah ini jadi kan yang
              menyebabkan investor memilih untuk masuk ke sektor jasa. Sementara sektor hulunya kurang
              menarik untuk dimasuki investor," kata Bhima.

              Selain itu, investasi boros juga jadi sorotan Bhima. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) bisa
              menjadi salah satu parameter yang menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara.
              Semakin tinggi nilai ICOR, semakin tidak efisien suatu negara untuk investasi.

              "Yang kedua adalah berkaitan mengenai ICOR itu, yang rata-rata di atas 6,5, ICOR yang tinggi
              ini membuktikan bahwa investasi ini menjadi boros kemudian investor melihat biaya logistiknya
              juga  berpengaruh  pada  ICOR  yang  masih  23  persen.  Bahkan  dalam  laporan
              pertanggungjawaban presiden 2020 itu pernah ada bahasan juga soal konektivitas menurunkan
              biaya logistik. Tapi di situ diakui bahwa di situ infrastruktur belum mampu menurunkan biaya
              logistik," kata dia.


              Bhima bilang, ada masalah di proyek pembangunan strategis nasional yang selama ini berjalan
              untuk meningkatkan serapan tenaga kerja secara keseluruhan.


              "Korupsi juga jadi masalah, kemudian suku bunga kita yang mahal, ini juga pernah dibahas.
              Dalam UU Cipta Kerja tidak dibahas, dalam dialog pemerintah juga jarang dibahas," kata Bhima.

              Pertumbuhan Ekonomi RI Q2 2020 Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999 Hal senada diungkapkan
              Direktur  Eksekutif  Center  of  Reform  on  Economics  (CORE)  Indonesia  Mohammad  Faisal.  Ia
              mengatakan, rendahnya serapan tenaga kerja di tengah maraknya investasi ada kaitannya erat
              dengan kesalahan dalam hal mengambil keputusan, terutama dalam hal penciptaan lapangan
              kerja.


              "Jangan lihat hanya nilainya saja, tapi arahnya ini ke mana ini investasinya. Tentu saja beda
              antara investasi di sektor primer tambang dan manufaktur dan jasa. Dalam beberapa tahun
              terakhir investasi manufaktur itu makin turun dan yang naik itu investasi banyak masuk di sektor
              jasa dan pertambangan," kata dia saat dihubungi reporter Tirto , Jumat (23/10/2020).

              Faisal menjelaskan, sebelumnya investasi di Indonesia dominannya selalu di manufaktur, akan
              tetapi belakangan investasi yang banyak diterima adalah sektor jasa yang sedikit menyerap
              tenaga kerja.

              "Nah  kalau  yang  mengharapkan  adanya  tenaga  kerja  makanya  itu  tadi  hubungkan  antara
              strategi investasi itu dengan penciptaan lapangan pekerjaan. Ya yang pasti inginnya kan ngelink
              investasi dan penyerapan tenaga kerja, tapi kan arahnya enggak jelas," kata dia.

              Faisal bilang strategi ini seharusnya tidak hanya dilakukan BKPM sendirian. Perlu ada koordinasi
              dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Koordinator bidang
              Investasi dan Maritim.

                                                          273
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279