Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 7

Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik itu menyarankan agar audiens berkomunikasi politik dengan
              didasari pada semangat kasih terhadap sesama. Tjipta mengatakan, masalah komunikasi politik
              di Tanah Air sering timbul karena politik pada dirinya sendiri memiliki tiga aspek besar, yaitu
              usaha  mendapatkan  kekuasaan,  mendistribusikan  kekuasaan  dan  melaksanakan  kekuasaan,
              yang meliputi mempertahankan dan mentransfer kekuasaan.

              "Karena aspek kekuasaan yang menggiurkan inilah sebagian politikus lupa menggunakan prinsip
              komunikasi  politik  yang  baik.  Dimana  belakangan  ini  memang  menunjukkan  kenyataan
              komunikasi politik di Indonesia yang semakin rusak," ungkapnya.

              Maka itu, dia mendorong politikus mempelajari sungguh-sungguh dasar ilmu komunikasi politik,
              agar tercipta sebuah at-' mosfer komunikasi politik yang baik. Serta memperbaiki kondisi saat
              ini yang sudah sangat ter-degradasi.

              Direktur  Eksekutif  Christian  School  of  Culture,  Politics,  and  Philosophy  (Chrispol)  Dhimas
              Anugrah juga sempat mengatakan, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada
              dalam setiap sistem politik. "Di masa lalu ada pemimpin daerah yang sangat bagus dan terkenal
              bersih tapi terjungkal karena komunikasi politiknya yang buruk. Nah kita perlu belajar bersama
              tentang apa dan bagaimana komunikasi politik ini," sarannya.

              Dia mengaku prihatin terhadap banyaknya ujaran kebencian, hoaks, dan "fitnah yang menghiasi
              dunia politik di Tanah Air. Hal itu seharusnya tidak boleh terjadi. Maka itu, dirinya mengajak
              semua pihak menghindari jenis komunikasi yang didasari rasa benci, kebohongan, dan fitnah.
              Menurut dia, perkembangan teknologi digital pun turut mempengaruhi dinamika komunikasi
              politik dewasa ini.

              Dia juga berpendapat masyarakat sudah terbiasa mengirim pesan dan kritik langsung kepada
              para tokoh politik melalui media sosial mereka. Hal ini menimbulkan daya tarik tersendiri di
              masyarakat.

              Hanya saja, dia mendorong agar masyarakat tetap memperhatikan prinsip komunikasi yang elok
              dan  menghindari  serangan  verbal  terhadap  SARA  dan  karakter  seseorang.  "Menyampaikan
              pendapat itu lumrah, tapi jangan sampaimenghina atau bahkan memfitnah pihak lain. Hindari
              ujaran kebencian dengan motivasi apa pun. Sesuai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
              mari kita berkomunikasi politik dengan baik," ucapnya mengajak.

              Sementara  itu,  Pakar  komunikasi  politik  Universitas  Pelita  Harapan  Dr  Emrus  Si-hombing
              mengingatkan kritik terhadap kebijakan pemerintah semestinya harus disertai solusi. "Dalam
              pidatonya, Presiden Joko Widodo kan menyampaikan pesan moral agar tidak alergi terhadap
              kritik. Ini bagus," akunya. Dia melihat pesan agar anti-kritik itu tidak ditujukan untuk lembaga-
              lembaga  tertentu,  namun  lebih  sebagai  pesan  moral  kepada  lembaga  apapun  agar  tidak
              antikritik "Sebagai pesan moral. Bukan berarti ada di situ, menunjuk ada insitusi yang antikritik,
              tidak. Tetapi, dia ingin mengingatkan bahwa semua lembaga pemerintah, lembaga negara harus
              terbuka dari kritik masukan dari berbagai pihak," harapnya.

              Namun, Emrus mengakui terkadang ada sejumlah pihak yang melontarkan kritik hanya dari satu
              sisi atau sudut pandang, dan terkesan memojokkan lembaga yang dikritik. "Kadang-kadang,
              kritik dikemukakan orang hanya dari satu sisi. Sisi tertentu yang memojokkan instansi lembaga
              yang dikritik. Ini tidak baik," kata Direktur Eksekutif Emrus Corner itu. Bahkan, kata dia, kritik
              juga disampaikan tanpa disertai jalan keluar yang justru memberikan persepsi yang kurang
              produktif terhadap lembaga yang menjadi sasaran kritik. "Siapapun yang mengkritik tidak boleh
              melihat satu sisi persepsi sehingga publik seolah-olah (menilai) negatif. Berikan juga solusi,
              jalan keluar," ajaknya.



                                                           6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12