Page 9 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 9

"Dan  sangat  disayangkan,  proses  yang  dijalankan  oleh  pemerintah  dan  DPR  RI  itu  tidak
              partisipatif,  tidak  terbuka,  terkesan  tergesa-gesa.  Seharusnya  ketika  ini  loh  ada  rancangan
              undang-undang, tolong atau mari kita kaji, kita telaah bersama, atau ada rekomendasi apa,"
              jelasnya.  Dia  menuturkan  jika  pemerintah  partisipatif  dan  ada  pelibatan  publik  yang  luas,
              khususnya  dari  tenaga  kerja.mungkin  daya  tolak  terhadap  UU  Cipta  Kerja  ini  akan  kurang.
              "Ketika dialog itu dilakukan sudah jadi (UU Cipta Kerja) kan mereka (buruh/pekerja) menjadi
              merasa tidak punya makna Jadi saya kira problem utama dari masalah ini adalah komunikasi
              yang sangat lemah dari pemerintah," ucapnya blak-blakan.
              Pengamat Tenaga Kerja Kun Wardana mengatakan, sejak pembahasan RUU Orr.nibus Law atau
              Cipta Kerja sudah menuai polemik. Minimnya ruang komunikasi menyebabkan para stakeholder
              baik itu serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah menyebabkan RLU tersebut pada posisi
              sulit.

              Pasalnya, tidak melibatkan para ahli dari akademisi, sehingga menyebabkan penjelasan RUU
              Cipta Kerja menjadi tidak gamblang. "Akibatnya hak-hak para stakeholder tidak diakomodir.
              Baik  itu  hak  buruh,  hak  pengusaha  karena  pandemi  dan  pemerintah  yang  harus  memutar
              perekonomian. Enggak ada jalan lain, semua harus duduk bersama lagi," ujamya.

              Buruh Demo Lagi

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, bilamana UU
              Cipta Kerja ditanda tangani presiden dan sudah ada nomornya, berdasarkan informasi yang
              berkembang bahwa akan ditandatangani 28 Oktober 2020, maka KSPI dan beberapa serikat
              buruh  akan  melakukan  aksi  serentak  nasional  untuk  menolak  UU  Cipta  Kerja.  Di  Jakarta,
              menurutnya, aksi akan melibatkan puluhan ribu buruh dan dipusatkan di Mahkamah Konstitusi
              (MK) dan Istana.

              Rencananya, aksi dilakukan pada hari Senin (2/11) mendatang. "Sebelumnya saya katakan aksi
              dilakukan pada 1 November nanti. Ternyata 1 November hari Minggu, jadi yang -benar aksi
              pada Senin (2/11) nanti," ungkap Said Iqbal di Jakarta, Senin (26/10).
              Kepala  Bagian  Humas  dan  Kerja  Sama  Dalam  Negeri  Mahkamah  Konstitusi  Fajar  Lak-sono
              menegaskan, MK telah menerima permohonan judicial review terkait UU Cipta Kerja dari elemen
              buruh.  Saat  ini,  menurutnya,  pihakrya  tengah  memproses  pengajuan  permohonan  tersebut
              sesuai dengan ketentuan dan hukum acara.
              "Ya, MK sedang memproses pengajuan permohonan yang diajukan terkait UU Cipta Kerja sesuai
              dengan ketentuan dan hukum acara," ujarnya kepada INDOPOS, Senin (26/10). Namun, Fajar
              enggan menyebutkan berapa jumlah pemohon yang mengajukan permohonan judicial review
              terkait UU Cipta Kerja.

              Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta MK membuktikan
              independensinya  dalam  memproses  uji  materi  UU  Cipta  Kerja.  "MK  harus  membuktikan
              lembaganya  independen  dan  tidak  dapat  ditekan  pihak  tertentu,  termasuk  pemerintah,"
              tegasnya, (nas/dew)

              FAKTOR PENGHAMBAT

              PEMERINTAHAN JOKOWI:

              L Macetnya komunikasi politik antara Presiden Joko Widodo dengan beberapa menterinya.

              2. Sejumlah kebijakan yang disampaikan ke publik menjadi tidak senada antara Presiden dan
              pembantunya. Terbaru soal penanganan


                                                           8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14