Page 8 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 8

Kurang Sosialisasi

              Menteri  Komunikasi  dan  Informatika  (Menkominfo)  John-ny  G  Plate  mengatakan,  kritik  dari
              masyarakat terhadap Un-dang-Undang Cipta Kerja bisa memiliki implementasi yang baik.

              "Bahwa ada pendapat-pendapat kritis, pandangan-pandangan kritis, itu masukan yang bagus,"
              kata Johnny dalam talk show bertajuk Setahun Jokowi-Ma'ruf.

              Karena itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan para menteri dari sektor terkait kluster-
              kluster  UU  Ciptaker  untuk  membentuk  Satuan  Tugas-Satuan  Tugas  pada  saat  pembahasan
              peraturan pelaksana Omnibus Law tersebut.

              "Sehingga  pelibatan  publik  menjadi  lebih  intens  dan  aktif  di  dalamnya,"  ucapnya.  Namun,
              Johnny mengingatkan bahwa politik demokrasi adalah untuk memihak kepentingan yang lebih
              banyak. Karena itu, selalu ada pertentangan-pertentangan yang dianggap plus atau minus di
              dalam politik demokrasi tersebut.

              "Tidak  semua  yang  kita  mau  bisa  diserap.  Negaranya,  negara  demokrasi  dan  kepentingan
              berpihak kepada yang banyak. Ya ada plus-minus di dalam negosiasi atau diskusi itu. Sama
              seperti proses pembuatan undang-undang," ujarnya.

              Mungkin saja ada yang minus bagi pihak tertentu, kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem itUj
              namun ada yang lebih baik untuk kepentingan terkini untuk kebutuhan Indonesia. Misalnya,
              dalam sektor telekomunikasi, pos, atau penyiaran.
              Pengamat Politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Un-par) di Bandung Asep Warlan Yusuf
              menyayangkan berbagai hal yang positif dan bagus dari UU Cipta Kerja yang disetujui oleh DPR
              RI tidak dijelaskan sejak di awal pembahasannya. "Undang-Undang Cipta Kerja ini ada nilai
              bagusnya kok. Ada yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan dunia tenaga kerja
              saat  ini.  Ada  yang  bagus.  Cuma  yang  bagus  tadi  tidak  dijelaskan  sejak  di  awal
              (pembahasannya)," ucapnya prihatin.

              Hal baik atau positif dari UU Cipta Kerja, kata Asep Warlan, ialah terkait hambatan birokrasi
              dalam  perizinan  dunia  usaha  bagi  para  investor  yang  akan  menginvestasikan  modalnya  di
              Indonesia. "Walaupun di sini ada juga semacam jalan pintas. Langsung pusat daerah diabaikan.
              Itu  biar  saja  soal  kewenan-gan  namun  prinsip  dasarnya  ialah  ada  kepastian  dalam  proses
              perizinan," ujarnya.

              Menurutnya, jika ada kepas- * tian segi waktu, persyaratan maka itu akan lebih mudah untuk
              menciptakan lapangan kerja karena mereka bisa membangun usaha yang banyak. Kemudian
              ada  penjamin  dari  pemerintah  ketika  ada  PHK  kepada  buruh  dari  pengusaha,  yakni  terkait
              pesangon yang sebagian ditanggung oleh perusahaan dan sebagian lagi oleh pemerintah.

              "Meskipun  juga  kenapa  jadi  beban  pemerintah?  Karena  pengusaha  menyatakan  ya  tidak
              sepenuhnya oleh kami negara pun harus menjamin terhadap situasi kondisi perusahaan. Itu
              bisa BPJS Ketenagakerjaan modelnya,' urainya.

              Selain itu, lanjut Asep Warlan, hal bagus lainnya dari UU Cipta Kerja ini adalah terkait out-
              sourcing. Menurut dia, dalam UU Cipta Kerja ini pegawai out-sourcing atau kontra semakin jelas
              status hukum atau basisnya dari mereka adalah kompetensi bukan waktu.

              "Kalau kompetensinya bagus, dibutuhkan ya akan terus dijadikan karyawan. Kalau sekarang
              mah kan, outsourcing itu sekedar waktu, waktunya ya habis (kontrak) ya sudah tidak jelas
              nasibnya," bebernya. Dia juga menyebut, hal-hal yang bagus dari UU Cipta Kerja ini tidak pernah
              didiskusikan kepada publik dalam jangkauan yang luas, khususnya kepada para tenaga kerja.


                                                           7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13