Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 100

GADIS ABG JADI KORBAN PERDAGANGAN ORANG, DIJANJIKAN KERJA DI TIMUR
              TENGAH, DISEKAP DAN DIRUDAPAKSA
              Seorang gadis berinisial PDD (17) menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

              Tak hanya itu, gadis asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu juga diduga menjadi
              korban rudapaksa oleh calo pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri (tekong) berinisial
              LS (48) asal Lombok Timur.

              Korban bersama enam orang lainnya hendak dikirim ke Timur Tengah.
              Mereka bertujuh hendak dikirim menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara ilegal.

              Sebagian dari mereka masih berusia anak-anak, dan sebagaian lagi sudah berusia dewasa.

              Sebelum diberangkatkan, identitas korban juga dipalsukan oleh pelaku.

              Diketahui, LS bukan kali ini saja merekrut dan mengirim buruh migran ke luar negeri.

              Dia merupakan salah satu agen besar di wilayah NTB.

              Kronologi kejadian

              Diberitakan TribunLombok.com, Dirreskrimun Polda NTB, Kombes Pol Hari Brata mengatakan,
              kejadian ini bermula pada Mei 2021, di Dusun Ombe Dese, Desa Rumak, Kecamatan Kediri,
              Lombok Barat.

              Tersangka lain berinisial F merekrut korban PPD yang masih berusia 17 tahun.

              "Dia direkrut untuk dipekerjakan ke luar negeri yaitu ke negara Timur Tengah," kata Hari, dalam
              keterangan pers, Kamis (21/7/2021).

              Setelah direkrut, tersangka F kemudian memperkenalkan korban ke sponsornya LS.

              Buat dokumen palsu

              Setelah itu, LS membuatkan dokumen palsu berupa KTP dan kartu keluarga palsu untuk korban.
              Di mana tanggal lahir korban diubah dari semula 15 Februari 2004 menjadi 15 Februari 1998.

              "Alamat korban diubah, yang semula di Lombok Barat menjadi Lombok Timur," jelas Hari.

              Setelah  dokumen  kependudukan  rampung,  korban  bersama  enam  calon  PMI  lainnya
              diberangkatkan ke Kabupaten Sumbawa Besar menggunakan mobil untuk membuat paspor.

              "Setelah pembuatan paspor, ketujuh korban ini termasuk PPD pulang ke Lombok," katanya.

              Keenam perempuan langsung pulang ke rumah masing-masing, kecuali PPD.

              Korban disekap dan dirudapaksa

              PPD tidak langsung pulang karena rumahnya jauh di Lombok, ia kemudian ditampung sementara
              di rumah LS.

              Pelaku diduga menyekap korban selama enam hari. LS juga merudapaksa korban di rumahnya.

              "Korban ini statusnya masih hamil, yang diduga dilecehkan oleh tersangka LS," ungkap Hari
              dilansir TribunLombok.com.


                                                           99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105