Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 144

APRINDO: PENGUSAHA BESAR JUGA HARUS DIBANTU, JANGAN PEDAGANG KECIL
              SAJA
              Sejumlah pengusaha merasa tak pernah dilibatkan oleh pemerintah dalam pembuatan kebijakan
              selama  pandemi  Covid-19.  Salah  satunya  para  pengusaha  yang  tergabung  dalam  Assosiasi
              Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

              Ketua  Umum  Assosiasi  Pengusaha  Ritel  Indonesia  (Aprindo),  Roy  Nicholas  Mandey  merasa
              seperti anak tiri yang tak diperhatikan pemerintah selama pandemi Covid-19 berlangsung.

              Banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada korporasi karena dianggap memiliki
              kekuatan cadangan dana besar sehingga tidak menjadi perhatian khusus pemerintah.

              Roy menilai selama ini kebijakan pemerintah hanya memikirkan sektor perdagangan masyarakat
              kecil saja, tanpa memerhatikan pengusaha korporasi.
              "Kita tidak mempermasalahkan mereka (SME tradisional) karena memang harus dibantu, tapi
              yangg  besar  juga  harus  dibantu,"  kata  Roy  dalam  diskusi  bersama  media,  Jakarta,  Kamis
              (22/7/2021).

              Seharusnya,  kata  Roy  pemerintah  juga  memberikan  perhatian  kepada  korporasi.  Sebab  bila
              dibiarkan berjuang sendirian, korporasi bisa bangkut dan tutup. Investor pun bisa angkat kaki.

              "Kalau korporasi (pengusaha) besar tidak dibantu ketika bangkrut, tutup dan dipailitkan, investor
              hengkang," kata dia.

              Dampak yang Lebih Besar

              Dampak yang lebih besar pun menanti. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pegawai pun tak bisa
              terhindarkan.  "Dampak  multiplier  effect  to  big  to  fail  akan  terjadi  ekonomi  tahun  30-nan,
              ekonomi hancur di dunia," sambungnya.

              Tahun  lalu,  korporasi  masih  bisa  mengandalkan  cadangan  dana  untuk  bertahan.  Membayar
              berbagai  kewajiban  ditengah  pendapatan  yang  minim.  Namun  memasuki  tahun  2021,  dana
              cadangan pun kian menipis, bahkan beberapa  sudah ada yang habis. Terpaksa gulung tikar
              karena tak sanggup lagi bertahan.

              "Kita udah enggak ada cadangan, kami udah terdampak," kata dia.

              Sementara itu, Roy korporasi juga yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Khususnya
              korporasi peritel modern yang tidak bisa mendapatkan keringanan restruktrisasi kredit karena
              bukan sektor prioritas.

              "Jadi sering kali di (aturan) PPKM ini tidak ada bantuan untuk korporasi sektor swalayan. Dalam
              hal ini karena yang dilihat hanya sektor bawah. Sementara kita harus menjaga sektor bawah
              tetap terjaga ada tenaga kerja," kata dia mengakhiri.
















                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149