Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 80

P2TP2A MENCATAT KASUS PENJUALAN ORANG DI CIANJUR MENINGKAT

              Pusat  Pelayanan  Terpadu  Perlindungan  Perempuan  dan  Anak  (P2TP2A)  Cianjur,  Jawa  Barat
              mencatat selama 6 bulan terakhir kasus penjualan orang atau trafficking mengalami kenaikan
              dari 6 kasus tahun lalu, menjadi 12 kasus, dengan sebagian besar anak di bawah umur yang
              menjadi korban, dijual ke tempat hiburan malam.

              Ketua Harian P2TP2A Cianjur Lidya Indayani Umar, di Cianjur Kamis, mengatakan kenaikan kasus
              terjadi akibat kurangnya ekonomi keluarga selama pandemi, sehingga banyak orangtua yang
              membiarkan anak mereka bekerja di luar pengawasan, membuat anak perempuan di bawah
              umur rentan menjadi korban trafficking.

              "Selama pandemi membuat orangtua yang SDM-nya kurang, membiarkan anak perempuannya
              untuk membantu ekonomi keluarga, namun mereka tidak tahu dimana anak mereka bekerja,
              meski usia mereka rata-rata masih di bawah umur berkisar antara 15 sampai 17 tahun," katanya
              lagi.
              Mereka yang menjadi korban, biasanya diiming-imingi gaji besar dan bekerja di bidang informal
              seperti karyawan di toko, rumah makan dan beberapa tempat lainnya, sehingga korban tertarik
              karena berniat untuk membantu ekonomi keluarga.

              Namun setelah mereka terjaring, pelaku yang merupakan sindikat penjualan orang, mengirim
              korban  ke  luar  pulau  seperti  yang  ditangani  pihaknya  saat  ini,  beberapa  orang  remaja  asal
              Cianjur dijadikan pekerja seks dan pemandu lagu tempat karaoke di NTT dan NTB.

              "Korban trafficking asal Cianjur yang dipekerjakan di NTT sebagai pemandu lagu, segera kami
              pulangkan. Sedangkan belasan orang korban lainnya di NTB masih dalam proses pemulangan,
              setelah kami berkoordinasi dengan berbagai pihak," katanya pula.

              Minimnya pengetahuan dan pengawasan orang tua serta ekonomi yang sulit, membuat mereka
              dengan mudah tergiur janji manis pelaku saat menawarkan berbagai pekerjaan, namun setelah
              sampai ke lokasi yang dituju, banyak korban yang berhasil melarikan diri.

              "Sehingga banyak orangtua yang mengizinkan anaknya untuk bekerja di luar kota atau luar pulau
              karena uang yang dijanjikan dapat membantu ekonomi keluarga. Namun setelah tahu, mereka
              melaporkan hal tersebut ke kami," katanya.

              Selama  pandemi,  pihaknya  kesulitan  untuk  menggencarkan  sosialisasi  terkait  trafficking  ke
              berbagai kalangan secara langsung, karena melalui media sosial masih belum bisa menjangkau
              hingga ke pelosok terutama wilayah selatan. Namun pihaknya tetap mengimbau orangtua di
              Cianjur, untuk tetap mengawasi kegiatan anak perempuan mereka saat berada di luar rumah.






















                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85