Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 APRIL 2021
P. 23

Ringkasan

              Wabah  Covid-19  telah  mengguncang  berbagai  lini  kehidupan.  Namun,  di  tengah  berbagai
              keterbatasan  para  perempuan  Indonesia  justru  bangkit  menunjukkan  semangat  untuk  tidak
              menyerah.  Terobosan  dan  inovasi  mereka  pun  menjadi  inspirasiyang  kuat  untuk  semakin
              berdaya. Spirit kebangkitan perempuan seperti yang pernah ditorehkan oleh Raden Ajeng Kartini
              di akhir Abad 19 tersebut menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk memajukan peradaban.
              Peran perempuan pun tak bisa lagi pasif di tengah ketatnya kompetisi dan dis-rupsi digital.



              PEREMPUAN INDONESIA KIAN BERDAYA

              Wabah  Covid-19  telah  mengguncang  berbagai  lini  kehidupan.  Namun,  di  tengah  berbagai
              keterbatasan  para  perempuan  Indonesia  justru  bangkit  menunjukkan  semangat  untuk  tidak
              menyerah.  Terobosan  dan  inovasi  mereka  pun  menjadi  inspirasiyang  kuat  untuk  semakin
              berdaya.

              Spirit kebangkitan perempuan seperti yang pernah ditorehkan oleh Raden Ajeng Kartini di akhir
              Abad 19 tersebut menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk memajukan peradaban. Peran
              perempuan pun tak bisa lagi pasif di tengah ketatnya kompetisi dan dis-rupsi digital.

              Tingginya  semangat  berdaya  para  perempuan  di  era  disrupsi  dajipandemitersebutantaralain
              terpotret  pada  kiprah  Theresia  Monica  Rahardjo,  Eny  Retno  Yaqut  Cholil  Qoumas,  Cellica
              Nurrachadiana, Angela Tanoe-soedibjo, dan Ida Fauziyah.

              Monica merupakan dokter Indonesia yang pertama kali menerapkan terapiplasmakon-valesen
              (TPK)  untuk  pasien  Co-vid-19.  Terobosannya  telah  banyak  membantu  dan  menyelamatkan
              ribuan  jiwa  orang  yang  terpapar  virus  korona.  Mulai  1  Januari  2021  gerakan  donor  plasma
              konvalesen juga kian berkembang sehingga menjadi tulang punggung (back bone) dari proses
              penyediaan plasma. Lewat gerakan itu, total sekitar 33.000 paket plasma dari 13.000 donor yang
              kemudian  berhasil  disalurkan  ke  seluruh  wilayah  Indonesia.  Atas  kerja  *  kerasnya  Monica
              diganjar peng-hargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

              Status perempuan bukan menjadi penghalang untuk menorehkan prestasi yang berguna bagi
              bangsa. "Perempuan harus berani menghargai dirinya sendiri. Artinya, bisa menghargai dirinya
              sebagai ibu dalam rumah tangga, ibu bangsa dalam suatu negara," ujar ahli genetika dan biologi
              molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen MaranathaBandungini.

              Menurut Monica, perempuan hebat bukan dilihat dari posisi, profesi, ataujabatan. Hal terpenting
              adalah  harus  menjadi  perempuan  seutuhnya.  Selain  itu,  hal  lain  yang  memengaruhi  adalah
              kecerdasan IQ, EQ, sosial, dan lainnya. "Bukan berarti menjadi ibu rumah tangga tidak bisa
              berkarya.  Boleh  berkarya,  berkarier,  tetapi  juga  sesuaikan  dengan  tugas  kita.  Selama  bisa
              dilakukan  dengan  cinta,  passion,  semua  itu,  termasuk  uang,  akan  bisa  datang  sendiri,  akan
              mengikuti. Jngan dibatik," pesannya.

              Eny Retno YaqutCholilQou-mas. juga tak henti menebarkan semangat hidup yang positif kepada
              kaum  perempuan  Indonesia.  Lewat  Dharma  Wanita  Persatuan  (DWP)  Kementerian  Agama
              (Kemenag), Eny sangat aktif melakukan pemberdayaan ribuan perempuan Indonesia di tengah
              pandemi yang hingga kini belum bisa sepenuhnya terkendali.

              Menurut  Eny,  DWP  Kemenag  menjadi  sarana  yang  tepat,  untuk  mengoptimalkan  peran
              perempuan agar lebih tangguh dan mandiri. Apalagi Kemenag merupakan kementerian yang
              m'emiliki satuan kerja terbesar di Indonesia. "Yang perlu diingat bahwa berdaya itu tidak dapat
              disama-samakan,  harus  sesuai  kapasitas  dan  kebutuhan.  Menjadi  berdaya  versi  saya  adalah


                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28