Page 13 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 SEPTEMBER 2021
P. 13

Ida  menekankan  bahwa  pihaknya  selalu  meminta  PHI  Jamsos  untuk  tidak  berhenti
              mensosialisasikan UU 11/2020 guna menghindarkan adanya salah interpretasi dari UU tersebut.
              Menaker Ida Fauziyah mengakui sedikit sekali perusahaan menerapkan Struktur dan Skala Upah
              (SUSU), padahal SUSU merupakan pintu masuk untuk memperkuat perlindungan pengupahan
              kepada pekerja yang sudah bekerja di atas 12 bulan. Bahkan praktek di lapangan, perusahaan-
              perusahaan menggunakan upah minimum sebagai standar upah. “Itu masalahnya, jadi tidak
              menghargai,  tidak  ada  merit  system  (kebijakan  manajemen  Aparatur  Sipil  Negara  (ASN)
              berdasarkan kualitas, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar). Ini sebenarnya problem,
              meski filosofinya sudah benar, kita dorong agar orang bekerja dihargai sesuai dedikasi, loyalitas,
              kompetensi, dan skills, " katanya.

              Menaker Ida Fauziyah menyadari UU Cipta Kerja membutuhkan waktu untuk mencapai titik ideal.
              Saat ini, diakuinya, masih dihadapkan masa transisi, yang bisa dimanfaatkan berbagai pihak
              untuk mencari momentum masa transisi untuk kepentingannya sendiri. “Masa transisi banyak
              hal bisa terjadi. Saya senang bapak-bapak mengkomunikasikan kepada kami, sehingga kami
              tahu sesungguhnya implementasi UU 11/2020 ini, pada prakteknya membutuhkan kesabaran
              secara obyektif untuk melihat UU ini,“ katanya.

              Meski demikian, dalam kondisi sesulit apapun, Ida Fauziyah tetap mendorong perlunya dialog
              secara  bipartit  kepada  perusahaan  karena  akan  lebih  cepat  menyelesaikan  permasalahan.
              Kondisi internal perusahaan itu yang tahu hanya pengusaha dan pekerja. “Jadi berkali-kali, kita
              tekankan dialog-dialog, kondisi kesulitan pun tetap disampaikan manajemen perusahaan kepada
              pekerja secara terbuka dan kekeluargaan, “ ujarnya.

              Dirjen PHI dan Jamsos, Indah Anggoro Putri, menambahkan, agenda FSPMI melakukan audiensi
              yakni menyampaikan informasi dan kondisi permasalahan hubungan industrial di sektor industri
              otomotif di Indonesia, sejak sebelum masa pendemi Covid-19, hingga masa pandemi sekarang
              ini. “Saya akan tindaklanjuti Bu Menteri, dialog bipartit memang menjadi salah tugas utama saya
              sebagai Dirjen PHI Jamsos. Kita kemarin sudah sukses di sektor perhotelan, dan sektor otomotif
              yang belum kami sentuh, akan kami sentuh. Yakni dengan memfasilitasi dialog bipartit bersama
              perwakilan manajamen otomotif,“ katanya.

              Sementara  Riden  Hitam  Aziz  menyatakan  pihaknya  menemui  Menaker  Ida  Fauziyah  dalam
              rangka memberi informasi dan kondisi hubungan industrial di sektor otomotif merk, sebelum dan
              selama  masa  pandemi  COVID-19.  Termasuk  juga  menjelaskan  dari  sisi  produksi,  dan  sisi
              hubungan industrial serta pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). “Sikap FSPMI tetap
              obyektif, karena perusahaan sudah normal dan bisnis sudah berjalan. Hal-hal yang selama ini
              didapat pekerja, tidak direduksi,“ ujar Riden Hitam Aziz.
























                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18