Page 33 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 SEPTEMBER 2021
P. 33

Dia  memerinci  pertumbuhan  menggembirakan  pada  sektor  usaha  yang  berkaitan  dengan
              perdagangan di dalam negeri. Dia mencontohkan usaha transportasi dan pergudangan yang naik
              25,1%  dan  akomodasi  dan  makanan  tumbuh  21,58%.  Selain  itu,  sektor  perdagangan  yang
              mencakup ritel dan perdagangan besar mengalami kenaikan 9,44%.

              Perdagangan luar negeri juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi lainnya. Dengan kontribusi
              ekspor sebesar 19,07% terhadap PDB, ekspor barang dan jasa tumbuh 31,78% secara tahunan,
              sementara impor dengan kontribusi 18,72% mengalami kenaikan 31,22% YoY.

              Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) Adi Mahfud menuturkan
              penetapan UMP 2022 yang mengacu pada kondisi perekonomian makro bertujuan mengurangi
              kesenjangan besaran upah minimum antarwilayah.

              Adapun,  perhitungan  baku  UMP  melalui  kondisi  makro  perekonomian  tersebut  berasal  dari
              amanat PP No. 36/2021.

              "Saat  ini  sudah  ada  regulasi  yang  menetapkan  itu,  yaitu  UU  Cipta  Kerja  untuk  mengurangi
              kesenjangan upah minimum antarwilayah," kata Adi.

              Caranya,  paparnya,  perhitungan  baku  penetapan  UMP  itu  diarahkan  untuk  menahan  laju
              pertumbuhan  upah  minimum  di  wilayah  yang  besarannya  sudah  relatif  tinggi  dibandingkan
              dengan standar hidup di daerah tersebut.

              Selain itu, formulasi penetapan UMP 2022 bakal memacu laju pertumbuhan upah minimum di
              wilayah yang pencapaiannya relatif rendah.

              "Makanya di PP itu dihitung menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi. Ukuran
              utamanya UMP tahun berjalan," kata dia.

              Dia belum dapat memastikan ihwal kenaikan UMP tahun depan. Padahal, kondisi pertumbuhan
              ekonomi  pada  triwulan  II  2021  sudah  bergerak  positif  di  posisi  7,07%.  "Belum  bisa,  masih
              penyiapan data dan proyeksi tersebut," katanya.

              Terpisah,  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  B.  Sukamdani  juga
              menilai positif penetapan UMP 2022 yang mengacu pada kondisi perekonomian makro tahun
              berjalan.

              Adapun, dasar perhitungan UMP 2022 itu berasal dari rumusan yang telah ditetapkan dalam
              Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2021 sebagai turunan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              "Ikuti saja formulanya, yang jelas enggak mungkin upah turun, yang diperlukan dalam kondisi
              terjadi penciutan lapangan kerja tentu fleksibilitas. Bagusnya, itu sudah diatur UU Cipta Kerja,"
              kata Hariyadi.

              SIKAP PEKERJA

              Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
              menilai  negatif  penetapan  UMP  2022  yang  berdasar  pada  perhitungan  makro  perekonomian
              tahun berjalan.

              Alasannya,  dia  menegaskan  serikat  pekerja  tidak  memiliki  ruang  untuk  menegosiasikan
              kebutuhan riil mereka.

              "Dari proses demokratisasi ini menurun. Kita tidak ada lagi ruang bernegosiasi, tidak ada lagi
              ruang untuk memastikan bagaimana kondisi riil di lapangan, ini kan berdasar data-data saja dari
              Badan Pusat Statistik [BPS]," kata Timboel.

                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38