Page 242 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 JANUARI 2021
P. 242
Kasat Reskrim Polres Majalengka, AKP Siswo DC Tarigan mengatakan, kasus tersebut berawal
saat korban IN ditawari bekerja sebagai TKI di Malaysia pada 2020 lalu. Setelah memenuhi
beberapa syarat, korban masuk BLK di daerah Indramayu.
Sekitar 2,5 bulan di BLK, IN dikembalikan dengan pertimbangan terjadi pandemi COVID-19.
Setelah berada di rumah, sekitar bulan November IN kembali dihubungi sekaligus diminta untuk
mengirimkan foto diri untuk diberangkatkan.
"Saat itu, korban tidak menanggapinya karena korban diperkenankan untuk pelatihan bahasa
kembali di BLK," kata Kasat saat ekspos kasus di Mapolres Majalengka, Senin (17/1/2021).
Setelah mendapat penolakan, kata dia, pada 24 Desember 2020, tersangka datang ke rumah
korban dan memaksa korban untuk berangkat ke Jakarta. Untuk menguatkan itu, pelaku
menggunakan alasan bahwa visa sudah turun dan biaya untuk swab test sudah dibayar.
Satu hari kemudian, pada Jumat 25 Desember 2020 sekitar pukul 08.00 WIB, korban dijemput
oleh terlapor dan berangkat menuju Jakarta. Namun di perjalanan korban dialihkan ke mobil
travel. Sesampainya di Jakarta, ia dijemput rekan tersangka lainnya yang mengaku pihak PT dan
membawa korban ke penampungan berupa Ruko. "Di sana (penampungan) korban
diperbantukan untuk di warung nasi," ungkap Kasat Reskrim.
Saat berada di penampungan itulah, korban mengetahui dari orang yang ada di penampungan
tersebut, bahwa dia akan diberangkatkan ke Uni Emirat Arab, Abu Dhabi. Selain itu,
keberangkatan korban ke Abu Dhabi juga ditempuh secara ilegal, lantatan menggunakan
identitas orang lain atau ilegal.
"Karena takut, akhirnya korban menghubungi keluarganya. Pihak keluarga melaporkan hal
tersebut ke Polres Majalengka," paparnya. Berbekal laporan itu, petugas akhirnya berhasil
mengamankan tiga orang pelaku.
"Ketiga pelaku ini berasal dari kabupaten Indramayu. Kami jerat pasal 2, 10 dan 11 UU No 21
tahun 2007 tentang TPPO dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," tegas Kasat Reskrim.
(shf).
241