Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 JANUARI 2021
P. 73
positive - Agus Susanto (Direktur Utama BP Jamsostek) Tentunya kami akan selalu optimis
dengan tetap waspada terhadap tantangan-tantangan yang mungkin akan muncul di depan,
seperti dengan mewujudkan transformasi digital berkelanjutan
positive - Agus Susanto (Direktur Utama BP Jamsostek) Tahun 2021 ini harus bisa dijadikan titik
balik pulihnya perekonomian Indonesia setelah didera pandemi.BPJAMSOSTEK siap mendukung
upaya ini agar perlindungan menyeluruh pekerja Indonesia dapat segera terwujud
neutral - Imron Fatoni (Kepala kantor cabang Semarang Majapahit) Jangan ada kekawatiran
peserta terhadap dana yang ada di kami, karena dengan peserta yang sudah keluar dari
kepesertaan dimana ada saldo jht di kami akan tetap mendapatkan pengembangan saldo yang
sdh ditentukan
Ringkasan
Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat karena efek dari pandemi Covid-19. Namun BPJS
Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) tetap mencatatkan hasil positif pada kinerja institusi
sepanjang tahun 2020 tersebut. Antara lain kinerja pada bidang Investasi, kepesertaan, dan
pelayanan.
Sepanjang tahun 2020, penerimaan iuran (unaudited) BPJAMSOSTEK tercacat sebesar Rp73,31
triliun, walaupun terdapat implementasi PP 49 Tahun 2020 tentang relaksasi iuran Program JKK,
JK sebesar 99% dan penangguhan Program JP sebesar 99%.
WALAU PANDEMI, PESERTA BPJS KETENAGAKERJAAN TETAP PEROLEH IMBAL
HASIL DI ATAS DEPOSITO
Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat karena efek dari pandemi Covid-19. Namun BPJS
Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) tetap mencatatkan hasil positif pada kinerja institusi
sepanjang tahun 2020 tersebut. Antara lain kinerja pada bidang Investasi, kepesertaan, dan
pelayanan.
Sepanjang tahun 2020, penerimaan iuran (unaudited) BPJAMSOSTEK tercacat sebesar Rp73,31
triliun, walaupun terdapat implementasi PP 49 Tahun 2020 tentang relaksasi iuran Program JKK,
JK sebesar 99% dan penangguhan Program JP sebesar 99%.
Iuran tersebut ditambah pengelolaan investasi berkontribusi pada peningkatan dana kelolaan
mencapai Rp486,38 triliun pada akhir Desember 2020.
BPJAMSOSTEK juga mencatatkan hasil investasi sebesar Rp32,30 triliun, dengan Yield on
Investment (YOI) yang didapat sebesar 7,38%. Dana dan hasil Investasi tersebut mengalami
pertumbuhan masing masing sebesar 12,59% dan 10,85% dibandingkan tahun akhir 2019.
Dirut BPJAMSOSTEK, Agus Susanto mengutarakan, investasi BPJAMSOSTEK dilaksanakan
berdasarkan PP No. 99 tahun 2013 dan PP No. 55 tahun 2015, yang mengatur jenis instrumen-
instrumen investasi yang diperbolehkan berikut dengan batasan-batasannya. Ada juga Peraturan
OJK No. 1 tahun 2016 yang juga mengharuskan penempatan pada Surat Berharga Negara
sebesar minimal 50%.
"Untuk alokasi dana investasi, BPJAMSOSTEK menempatkan sebesar 64% pada surat utang,
17% saham, 10% deposito, 8% reksadana, dan investasi langsung sebesar 1%," tutur Agus,
dalam siaran persnya yang diterima RRI melalui humas BPJAMSOSTEK Cabang Semarang
Majapahit, Senin (18/1).
72