Page 421 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 421

"Ini kerja keras birokrat dengan harapan agar uang bisa sampai dengan solusi pas dan tepat.
              Itu keyword-nya," tegasnya.
              Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir,
              mengatakan pemerintah telah memiliki program bantuan untuk rakyat miskin dan pekerja yang
              terdampak  pemutusan  hubungan  kerja  melalui  Program  Kartu  Pra  Kerja.  Tujuan  pemerintah
              memberikan tambahan dana bagi masyarakat pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta adalah untuk
              mendorong konsumsi masyarakat.

              Erick Thohir yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menilai  stimulus tambahan
              penting  untuk  menggerakkan  perekonomian  dan  mendorong  pemulihan  ekonomi  nasional.
              Program  stimulus  itu,  kata  Erick,  sedang  difinalisasi  agar  bisa  dijalankan  oleh  Kementerian
              Ketenagakerjaan di bulan September 2020 ini.

              "Fokus  bantuan  pemerintah  kali  ini  adalah  13,8 juta  pekerja  non PNS  dan  BUMN  yang  aktif
              terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp 150 ribu per bulan atau setara
              dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 4
              bulan akan langsung diberikan per dua bulan ke rekening masing-masing pekerja sehingga tidak
              akan terjadi penyalahgunaan," paparnya.

              Ia  menambahkan  percepatan  realisasi  program  pemulihan  ekonomi  ini  berjalan  beriringan
              dengan  prioritas  utama  pemerintah  untuk  kesehatan,  dan  mendorong  perubahan  perilaku
              masyarakat dalam pandemi ini agar kesehatan pulih, dan ekonomi pun bangkit.

              Ia mengatakan program pemulihan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah cukup banyak
              dan saling berkesinambungan seperti bantuan sosial tunai, bantuan pangan non tunai, program
              keluarga harapan hingga penyaluran kredit di sektor UMKM.

              "Dibutuhkan waktu, data yang akurat serta koordinasi dengan banyak pihak untuk melakukan
              realisasi bantuan tersebut secara tepat," ucapnya.
              Kepala  Badan  Kebijakan  Fiskal  Kementerian  Keuangan  (BKF  Kemenkeu)  Febrio  Kacaribu
              mengatakan, pemerintah akan mengakselerasi penyelesaian skema bantuan tunai ini. Sebab,
              efektivitas dampak bantuan sosial dari pemerintah saat ini adalah kecepatan untuk sampai ke
              kelompok target penerima.
              "Bukan masalah besarannya, tapi bagaimana uangnya sampai ke kantong penerima," ujarnya.

              Febrio  memastikan,  skema  yang  akan  digunakan  nantinya  akan  dibuat  secara  efisien  dan
              bertanggung  jawab.  Kini,  pemerintah  sedang  menunggu  data  dari  BPJS  Ketenagakerjaan
              mengingat mereka bertanggung jawab atas pengelolaan terkait tenaga kerja.

              Selain bantuan tunai ke pekerja, Febrio menambahkan, pemerintah juga tengah finalisasi skema
              bantuan produktif ke ultra mikro. Bantuan ini bukan dalam bentuk pinjaman, melainkan hibah
              yang bisa digunakan pelaku usaha ultra mikro untuk kegiatan produktif, bukan konsumtif.

              Febrio menjelaskan, bantuan produktif ini mendetailkan apa yang telah diumumkan Presiden
              Joko Widodo sebelumnya. "Yaitu, memberikan Rp 2,4 juta kepada pengusaha ultra mikro, seperti
              tukang satai dan tukang soto," ucapnya.

              Febrio  mengakui,  tantangan  besar  pada  masa  krisis  saat  ini  adalah  bagaimana  pemerintah
              memberikan  dukungan  langsung  ke  jutaan  orang  dengan  tata  kelola  yang  baik  dan  bisa
              dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk sabar menanti
              finalisasi  skema  yang  kini  terus  dibahas  secara  intensif  oleh  pemerintah  melalui  Komite
              Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.


                                                           420
   416   417   418   419   420   421   422   423   424   425   426