Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 FEBRUARI 2021
P. 67

Ia menilai PP tersebut menunjang praktik  outsourcing  yang selama ini ditentang oleh serikat
              pekerja.
              "PP  35  dan  UU  Cipta  Kerja,  kegiatan  pokok  dan  penunjang  diperbolehkan  menggunakan
              outsourcing.Ini  perbudakan  zaman  modern,"  kata  Said  dalam  konferensi  pers,  Kamis
              (25/2/2021).

              Dalam  PP  35/2021,  PKWT  berdasarkan  jangka  waktu  dapat  berlangsung  selama  5  tahun.
              Perusahaan diperbolehkan memperpanjang PKWT yang telah selesai maksimal selama 5 tahun.

              Masa perpanjangan PKWT dilakukan seusai kesepatan antara pengusaha dan pekerja dengan
              ketentuan jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun.

              Sementara, ketentuan mengenai PKWT sebelumnya diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003
              tentang Ketenagakerjaan.
              UU Ketenagakerjaan mengatur, jangka waktu PKWT maksimal selama tiga tahun, dengan rincian
              dua tahun kontrak dan perpanjangan maksimal setahun.

              "Sudah upahnya murah, kontraknya berulang-ulang dan disuruh lewat       outsourcing.Itu kerja
              rodi, ini yang disebut perbudakan modern," ucap Said.

              Said  menilai,  ketentuan  tersebut  berpotensi  menimbulkan  durasi  kerja  yang  panjang  dan
              membuat  buruh  semakin sulit secara ekonomi.

              Selain itu ia juga menyoroti soal ketentuan pesangon, jam kerja, hingga aturan Upah Minimum
              Sektoral Kabupaten Kota (UMSK) dan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) yang dihapus.

              PP Nomor 36 tahun 2021 mengatur tentang Pengupahan. Salah satu poin yang disoroti KSPI
              adalah syarat tertentu untuk menetapkan UMK.

              Menurutnya, aturan itu hanya akan membuat para buruh semakin jauh dari kesejahteraan.

              "UMK di PP 36 ditegaskan mengikuti aturan UMP. Dengan hilangnya UMSK maka akan terjadi
              pemberian upah minimum yang tidak berkeadilan," kata Said.

              "Kalau UMP yang berlaku itu memiskinkan buruh dan orang-orang yang bekerja secara struktural
              dan kembali kepada kebijakan upah murah," tuturnya.

              Oleh sebab itu, Said mendesak Presiden Joko Widodo untuk menunda pemberlakuan PP klaster
              ketenagakerjaan karena dinilai sangat merugikan buruh.

              Ia  berpandangan,  Jokowi  masih  bisa  menunda  pemberlakuan  PP  tersebut  meski  sudah
              ditandatangani.
              Adapun  pemerintah  telah  menerbitkan  49  peraturan  pelaksana  UU  Cipta  Kerja  dan  telah
              diundangkan dalam Lembaran Negara.

              Aturan turunan klaster ketenagakerjaan terdiri atas 4 PP, yakni PP Nomor 34 Tahun 2021 tentang
              Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

              PP Nomor 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja,
              Hubungan Kerja dan waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.

              PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  PP  Nomor  37  Tahun  2021  tentang
              Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan.


                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72