Page 168 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JULI 2021
P. 168
Laporan tersebut menyebut, Gross national income (GNI) per kapita Indonesia tahun 2020 turun
menjadi 3.870 dollar AS per kapita per tahun. Padahal, tahun sebelumnya berada di level 4.050
dollar AS per kapita per tahun.
Menanggapi hal itu Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz,
perubahan GNI ini bukan semata akibat resesi sebagai dampak Covid-19, namun terjadi akibat
kebijakan upah murah yang diberlakukan pemerintah.
"Indonesia turun kelas bukan semata-mata akibat resesi yang disebabkan pandemi Covid-19.
Tetapi juga dipicu oleh kebijakan upah murah yang diperlakukan Pemerintah, seperti adanya
pembatasan kenaikan upah dan dihapuskannya Upah Minimum Sektoral," kata Riden Hatam Aziz
melalui siaran pers, Kamis (8/7/2021).
Riden mengatakan, sejak awal tahun 2020 banyak daerah yang sudah tidak menetapkan Upah
Minimum Sektoral (UMSK). Dia bilang, beberapa daerah yang lain seperti Jawa Barat,
menetapkan UMSK tahun 2020 setelah melewati pertengahan tahun. Sementara itu, di tahun
2021 ini, hampir semua daerah tidak ada yang menetapkan UMSK.
"Ini diperparah dengan kegagalan Pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada buruh
selama pandemi. Karena dalam kurun waktu 2020-2021 ini banyak buruh yang dirumahkan
dengan dipotong gaji, serta adanya PHK besar-besaran di berbagai sektor industry," tambah dia.
Kondisi seperti ini dinilai memukul daya beli, yang pada ujungnya berdampak pada melemahnya
pertumbuhan ekonomi. Riden mengimbau agar pemerintah segera memberlakukan UMSK di
tahun 2021 dan mengembalikan penetapan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak.
"Jika upah semakin baik, maka daya beli masyarakat juga akan membaik. Ketika masyarakat
memiliki daya beli, maka akan terjadi pertumbuhan daya beli. Sekarang ini serba susah. Mau
berjualan juga jarang ada yang membeli, karena kita semua sedang susah," kata Riden.
167

