Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JULI 2021
        P. 26
     Perusahaan itu terletak di kawasan industri Candi Gatot Subroto, Ngaliyan, yakni PT Samwoon
              Busana Indonesia dan PT Star Alliance Intimates.
              Saat sidak, polisi menemukan pelanggaran karena mempekerjakan pegawai lebih dari 50 persen
              kapasitas ruangan dan terjadi kerumunan pada saat jam istirahat.
              Kini kedua perusahaan itu ditutup dan telah dipasangi garis polisi.
              Kepala  Kepolisian  Resor  Kota  Besar  Semarang  Kombes  Pol  Irwan  Anwar  mengatakan  PT
              Samwoon Busana Indonesia memperkerjakan pegawai di atas batas maksimal yang diizinkan.
              "Pada jam kerja tidak menerapkan Intruksi Mendagri dan Perwal Kota Semarang terkait PPKM
              Darurat dengan ditemukannya pekerja yang masuk kerja lebih dari 50 persen," katanya dalam
              keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).
              Selain itu, polisi juga mendapati kursi kantin makan tidak ada jarak sehingga saat istirahat makan
              menimbulkan kerumunan.
              Selanjutnya,  polisi  menemukan  kerumunan  pekerja  yang  sedang  makan  bersama  di  PT  Star
              Alliance Intimates.
              Di depan perusahaan itu juga terdapat pasar tiban dan pedagang kaki lima yang berjualan tanpa
              protokol kesehatan.
              "Selanjutnya kami lalukan penutupan dengan garis police line dan pembubaran pasar tiban dan
              PKL yang berada di depan perusahaan," tegasnya.
              Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan sesuai aturan PPKM Darurat,
              perusahaan  atau  industri  besar  dengan  jumlah  karyawan  yang  besar  karyawan  yang  boleh
              masuk hanya 50 persen.
              Maka dari itu, Ganjar berkomunikasi dengan Apindo agar dapat mendorong pelaksanaan aturan
              dengan baik.
              "Kita  butuh  bantuan  mereka.  Kita  ngomong  lebih  dulu  agar  nanti  peringatan  ini  segera
              ditindaklanjuti. Kita sudah menyiapkan dari dinas perindustrian dan tenaga kerja untuk nanti
              menyambangi ke industri-industri itu apakah kemudian pelaksanaan WFO/WFH sesuai dengan
              persentase yang ada," jelasnya.
              Selama  PPKM  Darurat  diberlakukan,  Jawa  Tengah  baru  bisa  menekan  penurunan  mobilitas
              sampai 17 persen.
              Menurutnya, jumlah itu masih jauh dari target 30-50 persen karena mobilitas masyarakat di Jawa
              Tengah masih tinggi.
              "Mobilitas kita di Jateng targetnya bisa turun sampai 30 persen. Aturan itu kan berlaku seluruh
              Jawa dan Bali jadi kita musti bicara diinduknya, di hulunya. (Warga) ini kerja di mana, kalau
              kemudian  harus  wira-wiri  dengan  mengikuti  ketentuan  tidak  apa-apa.  Kalau  50  persen yang
              masuk kan bisa ditekan," katanya.
                                                           25
     	
