Page 196 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2020
P. 196

Namun, undang-undang sapu jagat tersebut tetap menuai penolakan dari berbagai kalangan
              masyarakat, termasuk di antaranya dari aliansi para buruh.
              Demi  mengagalkan  pengesahan  tersebut,  buruh  yang  tergabung  dalam  Konfederasi  Serikat
              Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) versi Andi
              Gani Nena mengajukan permohonan uji materi atau judicial review ke Mahkamah Konstitusi (
              MK ).

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, gugatan tersebut dilayangkan pada Selasa (3/11/2020).

              "Pendaftaran  gugatan  JR  UU  Cipta  Kerja  Nomor  11  Tahun  2020  sudah  resmi  tadi  pagi  di
              daftarkan ke MK dibagian penerimaan berkas perkara," kata Said melalui keterangan tertulisnya,
              Selasa pagi.

              Said mengatakan, saat ini pihaknya bersama KSPSI tengah melakukan persiapan lanjutan terkait
              gugatan tersebut.

              Salah satu yang disiapkan antara lain perbaikan argumentasi untuk uji materi dan juga aksi-aksi
              saat pelaksanaan sidang.

              "KSPI tidak hanya JR tapi juga melakukan strategi konstitusional lainnya seperti melanjut aksi
              dengan prinsip anti-kekerasan," ujar dia.

              " Legislative review dan kampanye ke masyarakat tentang pasal UU Cipta Kerja yang merugikan
              buruh dan rakyat," ucap dia.

              Dilansir dari Kontan.co.id, diketahui ada beberapa pihak lain yang juga sudah mengajukan uji
              materiil UU Cipta Kerja sebelum KSPI dan KSPSI. Ini menjadikan KSPI dan KSPSI sebagai pihak
              keempat.

              Tiga pihak lain adalah:

              1. Singaperbangsa Pertama, adalah pengujian materi dengan pemohon Dewan Pimpinan Pusat
              Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa yang diwakili oleh Deni Sunarya selaku Ketua Umum
              dan Muhammad Hafidz selaku Sekretaris Umum.

              Permohonan  ini  teregister  dengan  nomor  perkara  87/PUU-XVIII/2020.  MK  mengagendakan
              sidang pemeriksaan pendahuluan pada 4 November 2020.

              Adapun,  pemohon  mempermasalahkan  sejumlah  pasal  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) yang diubah. Di antaranya, Pasal 81 angka 15, angka
              19, angka 25, angka 29, dan angka 44 UU Cipta Kerja.

              Dalam petitum, Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa di antaranya memohon agar Pasal 81
              angka  15,  19  dan  29  bertentangan  dengan  UUD  1945  dan  tidak  memiliki  kekuatan  hukum
              mengikat.

              Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa memohon agar frasa "atau" pada Pasal 88D Ayat (2)
              dalam Pasal 81 angka 25 bertentangan dengan UUD 1945.

              2. Empat penggugat Kedua, uji materi dengan pemohon Hakiimi Irawan Bangkid Pamungkas,
              Novita Widyana, Elin Dian Sulistiyowati, Alin Septiana, dan Ali Sujito.

              Permohonan ini teregistrasi dengan nomor perkara 91/PUU-XVIII/2020. Dalam petitum, kelima
              pemohon  memohonkan  bahwa  UU  Cipta  Kerja  tidak  memenuhi  ketentuan  pembentukan  UU
              berdasarkan UUD 1945.


                                                           195
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201