Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2020
P. 74

Undang-Undang  atau  UU  Cipta  Kerja  terkait  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan.  Aturan
              tersebut akan berbentuk Peraturan Pemerintah (PP).
              Menurut Agus, salah satu aspek utama dari program tersebut yakni sumber dana akan ditentukan
              secara rinci dalam aturan turunan. Namun, dia menyatakan bahwa pembuatan kebijakan itu
              mempertimbangkan ketahanan dana jaminan sosial dan keberlangsungan JKP.

              "Terkait pendanaan [program JKP] yang antara lain bersumber dari pemerintah, rekomposisi
              dana jaminan sosial yang existing, atau menggunakan dana operasional BP Jamsostek, juga
              masih dalam pembahasan di PP tersebut," ujar Agus kepada Bisnis, Rabu, 4 November 2020.

              Menurutnya,  aturan  turunan  tersebut  menjadi  kunci  pelaksanaan  program  JKP  yang  sudah
              ditetapkan  dalam  UU  Cipta  Kerja.  Program  tersebut  menjadi  semacam  pengganti  sebagian
              pesangon bagi pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Agus menjelaskan bahwa PP tersebut akan meliputi simulasi besaran iuran, desain manfaat dan
              sumber dananya, kriteria peserta program, serta proses bisnis dari program JKP. Poin-poin itu
              akan menentukan peran BP Jamsostek dan kapasitas dana untuk penyelenggaraan JKP.

              "Pada prinsipnya BP Jamsostek siap menjalankan program baru JKP yang diamanatkan UU Cipta
              Kerja," ujarnya.

              Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai bahwa PP terkait program JKP itu
              harus menjaga manfaat yang diterima pekerja dan memastikan keberlangsungan BP Jamsostek.
              Menurutnya,  penggunaan  dana  operasional  BP  Jamsostek  sebagai  sumber  dana  JKP  justru
              menyimpan risiko.

              Dana operasional itu berasal dari sejumlah iuran dan hasil investasi dana jaminan sosial, yang
              digunakan untuk kepentingan pekerja. Naiknya potongan dana operasional dinilai berpotensi
              menurunkan total manfaat yang diterima pekerja.

              "Jadinya peserta mengorbankan hak atas JHT-nya untuk membiayai JKP, padahal konteksnya
              JKP  itu  pesangon  yang  dialihkan  dari  pemberi  kerja.  Oke  [pengalihan]  ini  diambil  alih  oleh
              pemerintah, harusnya dari anggaran pendapatan dan belanja negara [APBN], jangan memotong
              hak peserta," ujar Timboel kepada Bisnis, Rabu.

              Dia  menilai  semestinya  program  JKP  memiliki  sumber  pendapatan  sendiri,  dengan  susunan
              manfaat  dan  pengelolaan  dana  tersendiri.  Skema  yang  diatur  dalam  UU  Cipta  Kerja  itu
              menurutnya bukan hanya berpotensi mengurangi manfaat peserta, tetapi juga membuat adanya
              subsidi dana antar program.

              BISNIS.





















                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79