Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 SEPTEMBER 2020
P. 67

atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut dia, substansi pada kluster  ketenagakerjaan  kami
              masih belum dibahas.


              KLUSTER KETENAGAKERJAAN MASIH DIDALAMI, BEGINI UPDATE RUU CIPTA
              KERJA

              TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi
              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian,  Elen  Setiadi  memberikan  update  terbaru  dari
              Rancangan Undang-undang atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut dia, substansi pada
              kluster  ketenagakerjaan  kami masih belum dibahas.

              "Masih kami dalami lagi. Namun kami juga pernah melakukan diskusi di nasional yang diikui oleh
              beberapa ketua umum  serikat pekerja  dan serikat buruh, ada Apindo dan Kadin juga di situ,"
              kata Elen dalam diskusi virtual, Kamis, 24 September 2020.

              Elen memastikan, pemerintah sudah melakukan sejumlah penyempurnaan berdasarkan berbagai
              usulan yang diterima. "Ini akan dibahas di badan legislatif DPR untuk pembahasan lebih lanjut.
              Pemerintah juga telah menyiapkan peraturan pelaksanaannya," ujarnya.

              Adapun subtansi  RUU Cipta Kerja  yang telah disepakati, yaitu:

              1. Kesesuaian Tata Ruang  RUU Cipta Kerja mengatur integrasi tata ruang, baik di darat maupun
              di laut, termasuk dalam kawasan hutan dengan mendorong percepatan RDTR dalam bentuk
              digital. "Sehingga akan memudahkan pelaku usaha terutama UMKM untuk  starting  bisnisnya
              menetukan lokasi sesuai kegiatan usahanya," kata dia.

              2. Persetujuan Lingkungan  RUU Cipta Kerja tidak menghilangkan analisis dampak lingkungan
              atau  Amdal.

              Menurut  Elen,  dalam  hal  ini  pemerintah  hanya  menyederhanakan  proses  bisnis  tanpa
              menghilangkan esensi perlindungan terhadap daya dukung lingkungan dan lingkungan hidup itu
              sendiri. Selain itu, perizinan lingkungan juga akan diintegrasikan ke dalam perizinan berusaha.
              "Amdal tetap ada untuk kegiatan risiko tinggi," ujar Elen.

              3.Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik fungsi  Penerapan standar bangunan gedung
              dan SLF

              4. Penerapan Perizinan Berbasis Risiko  Nantinya, kata Elen, perizinan tidak lagi berbasis  license
              approach  atau semuanya harus izin, namun dikategorikan berdasarkan risikonya. Yang harus
              berizin adalah risikonya tinggi. Kalau risikonya menengah atau atau menengah tinggi, ini hanya
              dengan  pemenuhan  standar.  Sedangkan  untuk  risiko  rendah  seperti  UMK  cukup  dengan
              pendaftaran melaui sistem OSS dia akan dapat perizinan dari pemerintah pusat.

              5.UMKM  dan Koperasi  Kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan dalam bentuk akeselerasi
              dan dukungan adanya semacam kemitraan dengan badan usaha besar.

              6. Riset dan Inovasi  Penugasan BUMN untuk riset dan inovasi. Serta, kelembagaan dan inovasi
              di daerah.

              7. Tidak lanjut Putusan WTO  Pemerintah menindaklajuti empat undang-undang yang menjadi
              putusan  WTO  atas  dispute settlement  477 dan DS 478 atas ketentuan impor atas 4 UU
              (pangan,  peternakan  dan  kesehatan  hewan,  holtikutura,  dan  perlindungan  pemberdayaan
              petani) dengan tetap memberikan perlindungan maksimal atas produk dalam negeri. "Ini sangat
              mengganggu kami, tapi sudah kami sepakati dan dalami," kata Elen.


                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72