Page 288 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 288
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur penduduk usia kerja di Jawa Timur, terdapat 3,35 juta
orang atau sekitar 79,28 persen dari penduduk usia kerja terdampak Covid-19 adalah kelompok
usia dewasa, dalam hal ini berumur 25-59 tahun. Pada PUK kategori muda (umur 15-24 tahun),
Covid-19 berdampak pada sekitar 498 ribu orang. Pada PUK lansia (umur 60 tahun ke atas),
Covid-19 berdampak pada sekitar 379 ribu orang.
Besarnya jumlah tenaga kerja yang terdampak tersebut mengakibatkan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) Jatim ikut terkerek naik kenaikan 2,02 persen poin. Dari TPT Agustus 2019
sebesar 3,82 persen menjadi sebesar 5,84 persen.
Jika dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa Timur lebih tinggi
dibandingkan TPT di daerah perdesaannya. Pada Agustus 2020, TPT perkotaan sebesar 7,37
persen, sedangkan TPT perdesaan sebesar 4,13 persen. Dibandingkan Agustus 2019, terjadi
kenaikan TPT baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Meski demikian, kenaikan TPT di
perkotaan naik cukup tajam dibandingkan setahun lalu, yaitu sebesar 2,88 persen poin.
"Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, TPT laki-laki di Jawa Timur cenderung lebih tinggi
dibandingkan TPT perempuan. Pada Agustus 2020, TPT laki-laki sebesar 6,48 persen, jauh lebih
tinggi dibandingkan TPT perempuan sebesar 4,92 persen. TPT laki-laki dan TPT perempuan pada
Agustus 2020 sama-sama mengalami kenaikan dibandingkan Agustus 2019. Dibandingkan
setahun sebelumnya, TPT laki-laki mengalami kenaikan 2,51 persen poin, sedangkan TPT
perempuan naik 1,32 persen poin. Peran laki-laki cenderung sebagai kepala keluarga atau
pencari nafkah utama menjadi salah satu penyebab tingginya TPT laki-laki dibandingkan
perempuan," terang Dadang.
Sementara jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan pada Agustus 2020, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan yang lain,
yaitu sebesar 11,89 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebesar 9,34 persen.
"Dengan kata lain, permasalahan titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di
Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja masih terjadi. Sebaliknya, TPT
terendah terdapat pada pendidikan SD ke bawah sebesar 2,78 persen. Penduduk dengan
pendidikan rendah cenderung lebih mudah menerima tawaran pekerjaan apa saja tanpa banyak
mengajukan persyaratan karena keterbatasan pendidikan/ijazah yang dimiliki," pungkasnya.
kbc 6.
287