Page 286 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 286
Judul 4,23 Juta tenaga kerja di Jatim terdampak pandemi Covid-19
Nama Media kabarbisnis.com
Newstrend Angkatan Kerja
Halaman/URL https://kabarbisnis.com/read/28102992/4-23-juta-tenaga-kerja-di-
jatim-terdampak-pandemi-covid-19
Jurnalis kbc
Tanggal 2020-11-06 20:04:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 7.500.000
News Value Rp 22.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Dadang Hardiwan (Kepala BPS Jatim) Dari 31,66 juta penduduk usia kerja di Jawa
Timur, 4,23 juta atau 13,36 persen diantaranya terdampak covid-19. Proporsi penduduk laki-laki
yang terdampak pandemi covid-19 lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. Penduduk
usia kerja laki-laki yang terdampak sebesar 14,61 persen, sedangkan penduduk usia kerja
perempuan yang terdampak sebesar 11,87 persen
negative - Dadang Hardiwan (Kepala BPS Jatim) Berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk
usia kerja perkotaan lebih terdampak pandemi Covid-19 dibandingkan penduduk usia kerja di
perdesaan. Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 di daerah perkotaan mencapai 2,07
kali lipat dibandingkan penduduk usia kerja di perdesaan. Persentase penduduk usia kerja yang
terdampak covid-19 di perkotaan sebesar 18,15 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 8,75
persen
neutral - Dadang Hardiwan (Kepala BPS Jatim) Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, TPT laki-
laki di Jawa Timur cenderung lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan. Pada Agustus 2020,
TPT laki-laki sebesar 6,48 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan sebesar 4,92
persen. TPT laki-laki dan TPT perempuan pada Agustus 2020 sama-sama mengalami kenaikan
dibandingkan Agustus 2019. Dibandingkan setahun sebelumnya, TPT laki-laki mengalami
kenaikan 2,51 persen poin, sedangkan TPT perempuan naik 1,32 persen poin. Peran laki-laki
cenderung sebagai kepala keluarga atau pencari nafkah utama menjadi salah satu penyebab
tingginya TPT laki-laki dibandingkan perempuan
negative - Dadang Hardiwan (Kepala BPS Jatim) Dengan kata lain, permasalahan titik temu
antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta
di pasar kerja masih terjadi. Sebaliknya, TPT terendah terdapat pada pendidikan SD ke bawah
285