Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 FEBRUARI 2021
P. 51

KSPI SOAL RPP UU CIPTAKER PENGUSAHA BISA PHK TANPA BAYAR FULL
              PESANGON: BLUNDER!
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
              tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat,
              serta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

              Ketentuan  itu  merupakan  aturan  turunan  dari  UU  Cipta  Kerja.  Presiden  KSPI,  Said  Iqbal,
              mengaku  sedang  melakukan  judicial  review  ke  Mahkamah  Konstitusi  terkait  UU  Cipta  Kerja,
              khususnya  klaster  ketenagakerjaan.  Apabila  MK  mengabulkan  tuntutan  serikat  buruh,  maka
              pembahasan RPP tersebut akan menjadi sia-sia.

              "Patut diduga, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri terkait lainnya sedang melakukan pekerjaan
              yang sia-sia dan tidak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung," kata Said Iqbal
              berdasarkan keterangan yang dikirimkan mengenai RPP tersebut, dikutip kumparan pada Minggu
              (31/1).
              Said Iqbal menilai dalam RPP itu terdapat pertentangan yang tajam dari isi undang-undang,
              seperti RPP yang mengatur terkait pesangon. Ia mengungkapkan salah satu pasalnya mengatur
              pemberi kerja bisa membayarkan pesangon lebih rendah dari UU Cipta Kerja apabila perusahaan
              merugi. Said Iqbal menganggap keliru dan ngawur kalau isi pasal di RPP itu benar.
              Said Iqbal mengatakan di dalam omnibus law UU Cipta Kerja yang mengatur tentang pasal,
              norma hukum pesangon yang diberikan kepada buruh harus sesuai ketentuan. Dia menegaskan
              bahasa di dalam norma hukum itu berarti nilai pesangon yang diberikan kepada buruh yang kena
              PHK dengan alasan apapun tidak boleh kurang dari nilai UU Cipta Kerja.

              "Tetapi  RPP  yang  disiapkan  oleh  Menaker  dan  kementerian  terkait  justru  melanggar  sendiri
              norma hukum yang ada di dalam UU Cipta Kerja, karena mengatur pemberian pesangon yang
              lebih rendah. Kalau begitu, buat siapa dan bertujuan apa RPP ini dibuat?" ujar Said Iqbal.
              Said Iqbal memastikan RPP mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja
              dan Waktu Istirahat, serta merugikan buruh. Oleh karena itu, Ia meminta kepada pemerintah
              khususnya Menteri yang terkait dengan UU Cipta Kerja khususnya klaster ketenagakerjaan untuk
              menghentikan pembahasan RPP tersebut.
              "KSPI meminta Menaker tidak membuat kebijakan yang blunder dan merugikan buruh. Buruh
              Indonesia  tetap  akan  melanjutkan  aksi  lapangan  dan  aksi  virtual,  guna  meminta  Mahkamah
              Konstitusi  mencabut  atau  membatalkan  UU  Cipta  Kerja  khususnya  klaster  ketenagakerjaan,"
              ujarnya.

              "Di  tengah  pandemi  COVID-19  dan  ancaman  ledakan  PHK  ini,  sebaiknya  kebijakan  Menaker
              jangan keliru dan merugikan buruh," tambahnya.

















                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56