Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 Februari 2021
P. 138

TERNYATA ADA PERUSAHAAN KIRIM PMI SECARA ILEGAL SAAT PANDEMI COVID-
              19, KAPOLRI HARUS BERTINDAK
              JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit
              Prabowo menindak tegas perusahaan-perusahaan yang mengirimkan pekerja migran Indonesia
              (PMI) secara ilegal ke luar negeri.

              Pasalnya, kata Saleh, ada banyak laporan yang disampaikan masyarakat bahwa pengiriman PMI
              ilegal makin hari kian meningkat.

              Padahal,  saat  ini  masih  diberlakukan  moratorium  pengiriman  PMI  ke  beberapa  negara,
              khususnya di Timur Tengah.

              "Ini memang aneh. Mereka tidak peduli moratorium dan juga pembatasan mobilitas orang akibat
              Covid-19. Kalau pemberangkatan ilegal ini dibiarkan, bisa sangat berbahaya. Pada titik tertentu,
              ini bisa TPPO (tindak pidana perdagangan orang)," kata anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan
              Daulay, Rabu (3/2).

              Ketua Fraksi PAN di DPR itu mengatakan bila mau dicermati, pengiriman PMI itu sangat mudah
              ditemukan.

              "Kalau  mau  dicermati,  silakan  diperhatikan  di  bandara.  Setiap  Sabtu  dan  Minggu  selalu  ada
              pemberangkatan ke Dubai atau Abu Dhabi dan beberapa negara lain," katanya.

              Saleh mendapat informasi bahwa konon mereka yang diberangkatkan hanya memiliki visa wisata
              (ziarah) dan tiket untuk pergi saja.

              Dia menegaskan hampir dapat dipastikan, mereka berangkat untuk bekerja tetapi pakai modus
              wisata.

              "Yang begini yang perlu ditindak tegas," katanya.

              Sebab, Saleh berujar, Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja
              Migran  Indonesia  mengamanatkan  bahwa  setiap  PMI  wajib  mendapatkan  pelindungan  baik
              sebelum, semasa, maupun pascabekerja di luar negeri.

              Menurutnya, sederhana saja bahwa kalau ada orang yang pergi bekerja di luar negeri tanpa
              prosedur dan dokumen, dan tidak jelas siapa yang bertanggung jawab, patut diduga itu adalah
              tindakan pelanggaran.

              "Di dalam UU Perlindungan PMI, sanksinya berat dan tegas," ungkap legislator Dapil II Sumatera
              Utara itu.

              Saleh ingat betul bahwa semangat dari lahirnya UU 18/2017 ialah untuk melindungi PMI di luar
              negeri.
              Namun sayang sekali, katanya, sampai hari ini belum ada perubahan signifikan yang mereka
              alami. Bahkan yang ada justru makin sulit.

              "Mereka yang mau pergi secara legal tidak diperbolehkan (moratorium), sedangkan yang ilegal
              malah dibiarkan," ungkapnya.

              Selain berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadikan masalah pengiriman PMI non-
              prosedural sebagai salah satu fokus perhatian, Kementerian Ketenagakerjaan juga diminta untuk
              membuka SPSK (sistem penempatan satu kanal) untuk Uni Emirat Arab, dan beberapa negara
              lainnya di Timur Tengah.


                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143