Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 Februari 2021
P. 73
neutral - Bhima Yudhistira Adhinegara (Ekonom Institute for Development of Economics and
Finance) Kerugian bagi daya beli masyarakat menengah ke bawah tentu signifikan tanpa dibantu
subsidi upah. Justru besar harapan subsidi upah dilanjutkan ke seluruh pekerja sektor informal
dengan gaji di bawah Rp 5 juta
positive - Bhima Yudhistira Adhinegara (Ekonom Institute for Development of Economics and
Finance) Ibaratnya pekerja saat ini tidak butuh pelatihan online, tapi butuh cash untuk langsung
dibelanjakan
Ringkasan
Simpang siur jadi tidaknya program bantuan subsidi upah untuk para pegawai bergaji di bawah
Rp 5 juta per bulan berlanjut pada tahun ini membuat Teguh gundah. Pasalnya, karyawan swasta
asal Depok itu sudah merasa sangat terbantu program subsidi yang akhirnya menjadi salah satu
penambal anggaran keluarganya di tengah pandemi ini. Namun pemerintah hingga kini belum
memastikan soal kelanjutan bantuan subsidi gaji ini. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapat penugasan untuk kembali menggelar
kembali program tersebut tahun ini. Ida menjelaskan, program tersebut belum dianggarkan
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Karena itu, ia pun masih
menunggu keputusan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
mengenai kelanjutan program tersebut.
GUNDAH PEKERJA MENANTI KELANJUTAN BANTUAN SUBSIDI UPAH
Jakarta - Simpang siur jadi tidaknya program bantuan subsidi upah untuk para pegawai bergaji
di bawah Rp 5 juta per bulan berlanjut pada tahun ini membuat Teguh gundah. Pasalnya,
karyawan swasta asal Depok itu sudah merasa sangat terbantu program subsidi yang akhirnya
menjadi salah satu penambal anggaran keluarganya di tengah pandemi ini.
Hanya karena adanya bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan yang diberikan sejak September
tahun lalu itu, keluarga Teguh bisa sedikit 'bernafas'. Sebab, akibat terhantam pagebluk,
perusahaan tempat Teguh bekerja memotong gaji karyawan hingga lebih dari 20 persen dari
kondisi normal.
"Subsidi itu sangat membantu. Di tengah gaji dipotong, biaya cicilan rumah, dan hidup sudah
berkeluarga, bantuan itu membantu sekali," ujar ayah dua anak itu kepada Tempo, Rabu, 3
Februari 2021.
Dengan adanya pemangkasan gaji itu pula, menurut Teguh, penghasilan yang bisa dibelanjakan
per bulan hanya tersisa 25 persen. Sebab, 75 persen dari gajinya sudah langsung amblas untuk
membayar cicilan rumah.
"Jadi bantuan subsidi upah itu juga untuk belanja. Yang penting kebutuhan anak seperti susu
dan pampers bisa cukup," tutur dia. "Sekarang belum bisa menabung." Hal senada juga
diungkapkan Muhammad Olga. Pria asal Tangerang ini mengaku penghasilan keluarganya anjlok
50 persen akibat pandemi Covid-19.
Ia menceritakan keuangan keluarganya langsung goyah ketika gaji istrinya yang berprofesi
sebagai guru dipotong hampir separuh dari kondisi normal. Di samping itu, pria yang kerap
menerima proyek sambilan dokumentasi pernikahan ini tak lagi menerima orderan di masa
pagebluk.
72