Page 171 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 171

Ketua Tim Pelaksana Kartu Prakerja, Rudy Salahuddin mengatakan data penerima Kartu Prakerja
              akan aman meskipun digunakan lintas kementerian. Dia menyebut telah meminimalisir segala
              risiko seperti kemungkinan terjadinya kebocoran data.

              "Prinsipnya, PMO (Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja) harus melakukan penelaahan data dari
              sisi legal atau data dengan mempertimbangkan prinsip perlindungan data pribadi. Ini agar PMO
              akuntabel dalam pertukaran data dan mitigasi risiko kebocoran data yang sangat marak saat
              ini," kata Rudy dalam webinar Kartu Prakerja, Selasa (10/11/2020).

              Saat ini Kementerian/Lembaga yang kerja sama dengan PMO dalam rangka sinkronisasi data
              penerima bansos yakni Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait kependudukan sipil dan
              Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam rangka verifikasi data pelajar
              dan mahasiswa.

              Kemudian ada Kementerian Agama untuk data peserta pesantren, Kementerian Ketenagakerjaan
              dan BPJS Ketenagakerjaan terkait pekerja, dan Kementerian Sosial terkait sinkronisasi bansos
              lainnya.

              Kemudian, Kementerian BUMN terkait sinkronisasi daftar hitam alias blacklist kepesertaan Kartu
              Prakerja yang tidak boleh diterima oleh direksi dan komisaris perusahaan pelat merah.

              Tak ketinggalan, data Kartu Prakerja juga disinkronkan dengan data di PT Taspen (Persero) dan
              PT Asabri (Persero) karena Anggota TNI/Polri, dan Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) tak boleh
              menerima Kartu Prakerja .

              Lanjut ke halaman berikutnya "Data yang didapat atau masuk dari Kementerian/Lembaga lain
              ke PMO terdiri dari NIK individu yang masuk blacklist, maka di dalamnya underlying dokumen
              perlu serah terima data dan PMO perlu memperjelas klausul penggunaan data serta kewajiban
              dalam proses atau penggunaan data," jelasnya.

              Rudy  berharap  berbagai  mitigasi  di  dalam  sinkronisasi  data  bansos  ini  bisa  mencegah  risiko
              kebocoran hingga penyalahgunaan data kepesertaan Kartu Prakerja. Sebab, data yang masuk di
              program ini sangat banyak.

              "Data ini bukan hanya yang menerima ( Kartu Prakerja ) saja 5,6 juta orang, tapi yang mendaftar,
              itu ada 42 juta orang lebih, itu ada di sistem Kartu Prakerja. Dengan maraknya kejahatan cyber
              dengan motif beragam, maka urgensi dari perlindungan data menjadi mutlak," tandasnya.




























                                                           170
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176