Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 42

"Pak Gubernur jangan melihat SE dari menaker yang ga boleh naik dan tak mempertimbangkan
              hukum, tata cara penetapan upah minimum. Karena sudah jelas dalam UU 13 tahun 2003 dan
              PP 78 sudah jelas aturannya. Jangan gara-gara ada pandemi diabaikan aturan," katanya.

              Sabila Rosyad dari DPW SPMI Jabar pun mengamini pernyataan Roy Jinto. Dia bahkan meminta
              kepala daerah di tingkat kabupaten kota dan dewan pengupahan agar tidak takut menaikkan
              UMK.

              "Dewan  pengupahannya  tidak  usah  khawatir  remomendasikan  kenaikan,  karena  kami  juga
              kecewa  kepada  Gubernur  yang  mengirimkan  surat  kepada  bupati  wali  kota  se-Jabar  agar
              mengikuti SE Menaker, artinya mengirimkan sinyal agar UMK tidak naik. Padahal UMK adalah
              otonomi daerah,

              dan tata cara kenaikan daerah diatur dalam PP 78 tahun 2015," jelas dia.

              Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam audiensinya bersama para buruh mengatakan, ada tiga poin
              penting  yang  disampaikan  serikat  pekerja dan buruh.  Salah  satunya  adalah  UMK  yang  akan
              ditetapkan pada 21 November 2020.

              "Ada  tiga  aspirasi.  Pertama  terkait  UMSK  terdahulu  ada  dinamika  yang  perlu  diselesaikan.
              Kemudian, keberatan terhadap UMP yang tidak naik. Saya dengar aspirasi dan harapan agar
              UMK sesuai aspirasi," katanya.

              Dia  menyatakan,  semua  aspirasi  yang  disampaikan  serikat  pekerja  dan  buruh  akan  dibahas
              bersama  Dewan  Pengupahan  Jabar.  Soal  UMK,  katanya,  merupakan  kewe-nangan
              kabupaten/kota.

              "Semua poin-poin aspirasi ini akan kami bahas nanti. Terkait UMSK akan kita bahas. Monitoring
              UMK akan kita bahas nanti seadil-adilnya.
              Saya akan menyampaikan hasil final," ucapnya.

              "Penetapan UMK adalah kewenangan pengajuan pertama dari bupati/wali kota. Saya monitor
              berbeda-beda sesuai dengan dinamika ekonomi dan kearifan lokal," imbuhnya.

              Dalam audiensi, pihaknya memaparkan situasi ekonomi di Jabar. Menurutnya, situasi ekonomi
              di setiap daerah berbeda-beda. Hal tersebut menjadi salah satu faktor dalam penetapan UMP.
              Dia mengatakan, saat ekonomi terpukul karena pandemi Covid-19, ekonomi Jabar terkontraksi
              lebih  dalam  dari  rata-rata  nasional.  Hal  itu  salah  satunya  karena  60%  industri  manufaktur
              Indonesia berada di Jabar.

              "Situasi daerah tidak pernah sama. Jabar, teorinya, kalau jatuh akan sangat dalam dari pada
              nasional, tapi kalau kebangkitan dia juga paling tinggi dari nasional. Jadi, sifat ekonomi Jabar itu
              ada keunikan," katanya.

              "60 persen industri (manufaktur) ada di Jabar. Jadi dinamika pengupahan, PHK (Pemutusan
              Hubungan Kerja), dan sebagainya, yang paling parah adalah Jabar jika dibandingkan dengan
              provinsi lain," tambahnya.

              Sementara  itu,  Kepala  Dinas  Tfenaga  Kerja  (Disnaker)  Kota  Bandung,  Arief  Syaepudin
              mengatakan, usulan serikat pekerja mengenai pengupahan akan dibahas pada Rapat Dewan
              Pengupahan.

              "Batas akhir 21 November, menunggu hasil Dewan Pengupahan Kota," ujarnya.




                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47