Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 14

Besaran itu pun memiliki ketentuan lebih lanjut bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), yakni
              peserta dengan tingkat risiko sangat rendah membayar 0,0024 persen dari iuran, hingga tingkat
              risiko sangat tinggi membayar 0,0174 persen iuran.

              Tak hanya JKK, iuran JKm pun dipotong hingga 99 persen. Pasal 10 aturan tersebut mengatur
              perhitungan  bagi  peserta  PPU,  yakni  1  persen  dikali  dengan  0,3  persen  dari  upah  sebulan,
              sehingga peserta hanya perlu membayar 0,003 persen dari upah sebulan.

              Mekanisme pemberian keringanan iuran JKK dan iuran JKm diberikan secara langsung oleh BPJS
              Ketenagakerjaan  tanpa  permohonan.  "Mekanisme  keringanan  iuran  sebagaimana  dimaksud
              pada  ayat  (1)  dilaksanakan  melalui  sistem  kepesertaan  yang  dikelola  oleh  BPJS
              Ketenagakerjaan," seperti dikutip dari aturan tersebut, Senin, 7 September 2020.

              Terkait  penundaan  pembayaran  iuran  diatur  dalam  Pasal  17  beleid  tersebut.  Kebijakan  itu
              diberikan dengan sejumlah syarat.

              Syarat pertama adalah pemberi kerja wajib memungut iuran JP dari pekerja sebesar 1 persen
              dari upahnya, kemudian pemberi kerja menyetorkan iuran JP sebesar 2 persen dari upah pekerja
              sebagai kewajiban pemberi kerja kepada BP Jamsostek.

              "Sebagian iuran JP sisanya yaitu sebesar 99 persen dari iuran JP sebagaimana dimaksud pada
              ayat  (1)  huruf  b  diberikan  penundaan  pembayaran  sebagian  iuran  JP,  yang  pelunasannya
              sekaligus  atau  bertahap  dimulai  paling  lambat  tanggal  15  Mei  2021  dan  diselesaikan  paling
              lambat tanggal 15 April 2022," tertulis dalam beleid tersebut.

              Lalu siapa saja yang bisa menunda pembayaran sebagian iuran BP Jamsostek tersebut? Aturan
              itu menyebutkan, penundaan pembayaran hanya ditujukan kepada pemberi kerja dan pekerja
              skala  usaha  menengah  dan  besar  yang  memenuhi  sejumlah  syarat.  Beberapa  di  antaranya
              adalah yang kegiatan produksi, distribusi, atau kegiatan usahanya terganggu akibat Covid-19
              dan sudah mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta BP Jamsostek.
              Kelompok buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) angkat bicara menanggapi
              rencana Menteri Keuangan  Sri Mulyani  Indrawati menyiapkan payung hukum untuk mengatur
              penundaan pembayaran iuran BP Jamsostek.

              Presiden KSPI Said Iqbal menolak wacana penundaan pembayaran iuran  BP Jamsostek  hingga
              akhir  tahun  akhir  2020.  Ia  menilai  kebijakan  ini  mengada-ada  dan  tidak  tepat.  "Dengan
              disetopnya iuran, maka yang akan diuntungkan adalah pengusaha," katannya dalam keterangan
              resmi di Jakarta, Ahad, 23 Agustus 2020.

              Sebab,  menurut  Said,  para  pengusaha  tidak  perlu  membayar  iuran  wajib.  Sebaliknya,  buruh
              justru dirugikan karena nilai jaminan hari tua dan jaminan pensiun tidak bertambah selama iuran
              dihentikan.

              BISNIS.
















                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19