Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 37

relaksasi iuran BP Jamsostek. Dus, relaksasi iuran BP Jamsostek ini bisa dimanfaatkan untuk
              menambah uang belanja.
              Namun, aturan ini masih menuai pro-kontra. Maklum, aturan ini dinilai setengah hati karena
              dianggap  tidak  benar-benar  meringankan  beban  pengusaha  dan  pekerja.  Apalagi,  setelah
              periode relaksasi berakhir, mereka tetap harus melunasi "tunggakannya".

              Shinta W Kamdani, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri, termasuk yang menilai positif
              aturan ini karena bisa meringankan beban pengusaha di tengah pandemi. "Beleid ini sudah lama
              ditung-gu-tunggu," kata Shinta kepada KONTAN, Senin (7/9).

              Ketua  Bidang  Perdagangan  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Benny  Soetrisno
              menambahkan,  pebisnis  bisa  ekspansi  usaha  lagi  karena  bebannya  lebih  ringan.  "Daya  beli
              pekerja juga naik," kata dia.

              Namun, Hariyadi Sukamda-ni, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, menilai efek
              ekonomi  beleid  itu  tidak  signifikan.  Sebab,  pada  dasarnya  pengusaha  hanya  menunda
              pembayaran iuran, bukan bebas dari kewajiban.

              Timboel  Siregar,  Sekjen  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  menilai  pemerintah  terkesan
              setengah hati memberi relaksasi ini karena baru diberikan saat ini. Oleh karena itu, Enny Sri
              Hartati, Ekonom Indef menilai, beleid ini tidak optimal mendongkrak konsumsi dan ekonomi.

              m (FDK3-=[g)in} PP 1 tentang Penyesuaian Iuran Priogram
              Jamanan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Coviid-19

              1) Jika dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Program Jaminan Sosial
              Ketenagakerjaan ditetapkan batas waktu pembayaran Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK saat
              ini tarif berlaku 0,24%-1,74% bagi penerima upah), Iuran Jaminan Kematian (JKM saat ini tarif
              berlaku bagi penerima upah 0,3%), Iuran Jaminan Hari Tua (JHT tarif 5,7% per bulan dari upah,
              sebesar 2% dibayar oleh pekerja dan 3,7% perusahaan), dan Iuran Jaminan Pensiun (JP, iuran
              pekerja 1 % dan pengusaha menanggung 2%) setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal 15
              bulan berikutnya dari bulan Iuran yang bersangkutan maka dengan Peraturan Pemerintah ini: a.
              Pemberi Kerja waiib memungut, membayar, dan menyetorkan; dan

              b. Peserta Bukan Penerima Upah wajib mem-

              bayar Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal
              30 bulan berikutnya dari bulan Iuran yang bersangkutan. _______________

              2) Keringanan Iuran JKK diberikan sebesar 99% ,

              sehingga  iuran  JKK  menjadi  1  %  dari  Iuran  JKK  sebagaimana  dimaksud  dalam  Peraturan
              Pemerintah Nomor 44/2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
              Jaminan Kematian.____________________ 3) Keringanan Iuran JKM diberikan sebesar 99%
              sehingga  Iuran  JKM  meniadi  1  %  dari  Iuran  JKM  sebagaimana  dimaksud  aalamPeraturan
              Pemerintah  Nomor  44/2015  tentangPenyelenggaraan  Program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja
              dannJaminan  Kematian.______________________________________  4)  Pemberi  Kerja,
              Peserta  Penerima  Upah,  dan  Peserta  Bukan  Penerima  Upah  yang  mendaftar  sebelum  bulan
              Agustus 2020 diberikan keringanan Iuran JKK aan Iuran JKM sesuai dengan ketentuan dalam
              Peraturan Pemerintah ini setelah melunasi Iuran JKK dan Iuran JKM sampai dengan bulan Juli
              2020.





                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42