Page 28 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2020
P. 28

Ringkasan

              Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dinilai perlu menambah insentif
              untuk menjaga basis peserta di tengah ancaman dampak kontraksi ekonomi.

              Tambahan  insentif  dari  BPJS  Ketenagakerjaan  dianggap  bisa  menekan  penurunan  jumlah
              peserta akibat tekanan yang menghantam para pelaku usaha. Koordinator Advokasi BPJS Watch
              Timboel  Siregar  menjelaskan  bahwa  kondisi  perekonomian  yang  penuh  tekanan  akan
              menimbulkan  gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  seperti  yang  sudah  terjadi
              sepanjang tahun ini. Kondisi tersebut dinilai dapat terus terjadi seiring adanya ancaman resesi
              pada kuartal III/2020.



              BPJS KETENAGAKERJAAN PERLU TAMBAH INSENTIF
              Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dinilai perlu menambah insentif
              untuk menjaga basis peserta di tengah ancaman dampak kontraksi ekonomi.

              Wlbi P. Pratama

              redaksi@bisnis.com

              Tambahan  insentif  dari  BPJS  Ketenagakerjaan  dianggap  bisa  menekan  penurunan  jumlah
              peserta akibat tekanan yang menghantam para pelaku usaha. Koordinator Advokasi BPJS Watch
              Timboel  Siregar  menjelaskan  bahwa  kondisi  perekonomian  yang  penuh  tekanan  akan
              menimbulkan  gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  seperti  yang  sudah  terjadi
              sepanjang tahun ini. Kondisi tersebut dinilai dapat terus terjadi seiring adanya ancaman resesi
              pada kuartal III/2020.

              Menurut Timboel, BPJS Ketenagakerjaan akan menerima imbas dari lonjakan jumlah pekerja
              yang  terkena  PHK,  yakni  berupa  penurunan  perolehan  iuran  dan  jumlah  peserta,  lalu
              peningkatan klaim program Jaminan Hari Tua (JHT).

              Badan tersebut dapat turut berkontribusi menekan jumlah PHK melalui sejumlah insentif.

              Pertama,  Timboel  menjelaskan  bahwa  BPJS  Jamsostek  perlu  merevisi  Pasal  13  Peraturan
              Pemerintah (PP) 49/2020 tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
              selama Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19.

              Keberadaan aturan itu menekan para pemberi kerja agar melunasi tunggakan iuran hingga Juli
              2020 agar mendapatkan pemotongan iuran setelahnya. Di sisi lain, di tengah ancaman krisis
              ekonomi dan kesehatan ini, pelaku usaha juga membutuhkan insentif yang mampu meringankan
              beban terhadap para pekerjanya.

              "Semestinya perusahaan yang tidak mampu membayar tunggakan iuran karena memang sudah
              sulit  arus  kasnya sejak Maret 2020  tetap  dikasih  relaksasi [iuran] 99%. Mereka  bukan  tidak
              membayar tunggakan, tetapi dicicil saja. Ini bisa mengurangi PHK meskipun hanya satu, dua,
              tiga orang di setiap perusahaan," ujar Timboel kepada Bisnis, Rabu (23/9)

              Seperti diketahui, belum lama ini insentif iuran BPJS Ketenagakerjaan dirilis.

              Melalui Peraturan Pemerintah (PP) 49/2020 tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial
              Ketenagakerjaan  selama  Bencana  Non  Alam  Penyebaran  Covid-19,  beberapa  insentif
              digelontorkan.




                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33