Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 77

"Pegawai pemerintah non-PNS, sepanjang dia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, maka dia
              memang termasuk yang menerima program bantuan perintah ini," kata Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziah dalam keterangan tertulis yang diterima  Kompas.com,  Sabtu (24/8/2020).

              Sama  seperti  karyawan  swasta,  pegawai  hononer  yang  mendapatkan  bantuan  adalah  yang
              bergaji di bawah Rp 5 juta. Terpisah, Deputi Direktur Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga
              BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), Irvansyah Utoh Banja, mengatakan bantuan berlaku bagi
              pegawai honorer non-ASN yang aktif terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan.

              "Untuk honorer non-ASN selama statusnya peserta aktif per 30 Juni 2020 dengan upah yang
              dilaporkan dan dicatat di bawah Rp 5 juta," ujar Utoh saat dihubungi  Kompas.com,  Selasa
              (25/8/2020).

              Pencairan  Ia menegaskan proses penyaluran antara karyawan swasta dan pegawai honorer
              dilakukan dengan cara yang sama.

              "Sama (untuk proses penyaluran antara karyawan swasta dan honorer non-ASN)," ujarnya.

              Data pegawai honorer, dikumpulkan oleh tempat kerja yang bersangkutan. Selanjutnya, data
              tersebut diserahkan ke BPJS Ketenagakerjaan untuk diverifikasi dan validasi, hingga akhirnya
              diteruskan ke Kemnaker.

              "Selama data nomor rekening sudah disampaikan dan memenuhi kriteria," tutur Utoh.

              Adapun, waktu pencairan baik bagi karyawan swasta maupun pegawai honorer akan dilakukan
              bersamaan.

              "Bersamaan (waktu pencairannya dengan bantuan untuk karyawan), selama memenuhi kriteria
              dan nomor rekening sudah disampaikan," papar Utoh.

              Namun, subsidi gaji karyawan swasta yang awalnya ditargetkan mulai dicairkan pada Selasa
              (25/8/2020)  ditunda.  Belum  ada  kepastian  kapan  pencairan  dilakukan.  Sementara  itu,  BP
              JAMSOSTEK telah memberikan 2,5 juta data pekerja calon penerima bantuan untuk gelombang
              pertama kepada Kemnaker pada Senin (24/8/2020).

              Direktur  Utama  BP  JAMSOSTEK,  Agus  Susanto,  menyampaikan penyerahan  dilakukan secara
              bertahap sesuai kesepakatan dengan Kemnaker. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses
              rekonsiliasi,  monitoring,  dan  mempertimbangkan  prinsip  kehati-hatian  dalam  pelaksanaan
              prorgram.

              "Dari target calon penerima BSU 15.7 juta, saat ini telah terkumpul sebanyak 13,7 juta nomor
              rekening, dan sudah kami validasi berlapis hingga 3 tahap, hingga jumlah data yang tervalidasi
              mencapai 10 juta," kata Agus.

              "Dari jumlah tersebut kami serahkan pada tahap pertama sebanyak 2,5 juta data peserta," lanjut
              dia.
              Gelombang penyerahan data berikutnya akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh rekening
              pekerja telah tervalidasi dan dapat menerima haknya. Sejauh ini, masih ada sekitar 2 juta nomor
              rekening pekerja yang belum diterima BP JAMSOSTEK.

              Penyerahan data para pekerja yang mencakup nomor rekening aktif atas nama pekerja paling
              lambat  diterima  pada  30  Agustus  2020.  Lebih  lanjut,  pihak  Kemnaker  akan  melakukan
              pengecekan kesesuaian data, di mana kemudian akan diserahkan kepada KPPN untuk disalurkan
              ke bank penyalur. Dalam proses ini, Kemnaker membutuhkan waktu selama 4 hari.


                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82